Proyek Kereta Cepat, Konsorsium Belum Setor Modal  

Reporter

Selasa, 8 Desember 2015 09:29 WIB

Pengunjung melihat replika kereta api kecepatan tinggi yang dipamerkan oleh Perusahaan China Railway Corporation di Jakarta, 13 Agustus 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Konsorsium gabungan BUMN dan investor Cina belum menyetorkan modal ke Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sebagai bukti bahwa modal tersebut untuk membangun kereta dari Jakarta ke Bandung.

Hermanto, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 7 Desember 2015, mengatakan modal tersebut harus dalam bentuk tunai, bukan bentuk tanah dan lainnya. Modal lahan dari PT Perkebunan Nusantara VIII, dia melanjutkan, hanya sebuah aset untuk pembangunan jalur. "Mereka belum memenuhi nilai yang harus dilaporkan kepada kita, dan itu masih proses," katanya.

Hermanto mengatakan tujuan modal tersebut agar proyek itu sebagai jaminan tidak terhambat. "Pemerintah Tiongkok juga sedang mendorong," ujarnya. Namun dia belum menyebutkan besaran yang harus disetorkan ke Kementerian Perhubungan tersebut.

Hermanto memaparkan saat ini konsorsium badan usaha proyek kereta cepat sedang dibuat. Untuk izin trase, harus memenuhi tata ruang dua provinsi, yakni Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. "Mereka (badan usaha) meminta izin dari penggunaan lahan masing-masing, dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta dan Jawa Barat," tutur Hermanto.

Setelah trase ada, Hermanto memaparkan, badan usaha juga harus menyerahkan amdal (analisis dampak lingkungan) dan desain kereta cepat kepada Kementerian Perhubungan terlebih dulu. "Sampai sekarang, desain dan amdal belum kami terima, baru studi yang umum," ucap Hermanto.

Selain itu, Hermanto mengatakan, proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung baru bisa balik modal (break event point) 25 tahun mendatang dari dibangun sekarang. Menurut dia, hal itu harus dilihat dari pendapatan dan permintaan penumpang kereta yang diprakarsai oleh empat perusahaan BUMN dan investor asal Cina tersebut. "Hitungan bukunya 25 tahun baru break event point," katanya.

Hermanto memaparkan, selama 25 tahun, konsorsium BUMN dan Cina harus menanggung kerugian. Hal itu ditambah jika penumpang yang menggunakan kereta cepat tidak sesuai dengan target. "Dua puluh lima tahun, ya, rugi terus," ujarnya.

Hermanto menambahkan, hal yang sangat membebani proyek kereta cepat adalah anggaran yang begitu besar. Dari teknologi hingga infrastruktur membutuhkan biaya banyak. "Karena modalnya besar sekali untuk biaya operasi dan sebagainya," tuturnya.

ANTARA


Berita terkait

Indonesia Bisa Membuat Kereta Cepat, Pengamat Sebutkan Peluang dan Kebijakan Strategis

19 Oktober 2023

Indonesia Bisa Membuat Kereta Cepat, Pengamat Sebutkan Peluang dan Kebijakan Strategis

Ketua Bidang Perkeretaapian MTI Aditya Dwi Laksana mengatakan pengembangan kereta cepat secara lokal itu sama seperti kondisi di pertambangan yang memerlukan smelter. Artinya, Indonesia masih memerlukan penguatan di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Ungkap Cetak Biru Rencana Kereta Cepat Jakarta Surabaya

8 Oktober 2023

Menhub Budi Karya Ungkap Cetak Biru Rencana Kereta Cepat Jakarta Surabaya

Budi Karya Sumadi menyatakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya sudah masuk cetak biru perencanaan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Baca Selengkapnya

Diresmikan Jokowi Besok, Ini Fasilitas Kereta Cepat Jakarta - Bandung

1 Oktober 2023

Diresmikan Jokowi Besok, Ini Fasilitas Kereta Cepat Jakarta - Bandung

Apa saja fasilitas yang ada di Kereta Cepat Jakarta - Bandung yang akan diresmikan

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terbit, Kemenhub: Siap Layani Penumpang

1 Oktober 2023

Izin Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terbit, Kemenhub: Siap Layani Penumpang

Izin operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung dikeluarkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 114 Tahun 2023 tentang Izin Operasi Sarana Perkeretaapian Umum PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC).

Baca Selengkapnya

Hari Ini Uji Coba Gratis Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dimulai, Khusus Warga Pinggiran Jalur

15 September 2023

Hari Ini Uji Coba Gratis Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dimulai, Khusus Warga Pinggiran Jalur

PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC) mulai menjalankan uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung gratis untuk penumpang mulai 15-30 September 2023.

Baca Selengkapnya

Bos KCIC Bicara Akses Stasiun Kereta Cepat: Nggak Semua Maksimal Tahun Ini

14 September 2023

Bos KCIC Bicara Akses Stasiun Kereta Cepat: Nggak Semua Maksimal Tahun Ini

Direktur Utama KCIC Dwiana Slamet Riyadi alias Edo memastikan pasti akan ada transportasi massal yang terintegrasi di semua stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Baca Selengkapnya

Jokowi Jajal Kereta Cepat Rute Halim-Padalarang, Dirut KCIC: Coba Kereta Feeder Juga

13 September 2023

Jokowi Jajal Kereta Cepat Rute Halim-Padalarang, Dirut KCIC: Coba Kereta Feeder Juga

Direktur Utama KCIC Dwiana Slamet Riyadi membeberakan rute uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dinaiki Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Percepat Kesiapan Aksesibilitas Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Berikut Rencana Kemenhub

9 September 2023

Percepat Kesiapan Aksesibilitas Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Berikut Rencana Kemenhub

Kemenhub berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam rangka percepatan kesiapan aksesibilitas Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Baca Selengkapnya

Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung 1 Oktober, Pakar: Jangan Dipaksakan Jika Belum Siap

9 September 2023

Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung 1 Oktober, Pakar: Jangan Dipaksakan Jika Belum Siap

Pengamat Transportasi Perkotaan dari Universitas Lampung Aleksander Purba menyarankan jika Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak siap beroperasi pada 1 Oktober 2023, jangan dipaksakan.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Terintegrasi dengan Kereta Feeder, KCIC: Jakarta-Bandung Hanya 50 Menit

5 September 2023

Kereta Cepat Terintegrasi dengan Kereta Feeder, KCIC: Jakarta-Bandung Hanya 50 Menit

Integrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Kereta Api Feeder akan mengkoneksikan Stasiun Halim dan Stasiun Padalarang hanya dalam 50 menit saja.

Baca Selengkapnya