TEMPO Interaktif, Jakarta:Ekonom Institute for Development of Economic & Finance (INDEF), Didin S Damanhuri, menilai perang Irak akan meningkatkan pengangguran. Jika perang berlangsung lama akan mengakibatkan dipulangkannya tenaga kerja Indonesia dari Timur Tengah dalam jumlah besar. Hal ini jelas akan menyebabkan ledakan jumlah pengangguran di dalam negeri yang sektor riilnya tak mampu menampung tenaga kerja dari luar negeri itu. Di sisi lain, agen-agen tenaga kerja akan memanfaatkan jumlah tenaga kerja yang dipulangkan itu untuk disalurkan secara ilegal ke negara lain. Akibatnya, jelas Didin, penerimaan devisa dari sektor tenaga kerja di Timur Tengah akan menurun sekitar 50 persen. Didin menghitung selama 2002 penerimaan negara dari sektor tenaga kerja Indonesia di Timur Tengah sebesar US $ 1,3-3,3 miliar per tahun. Menurutnya, setiap tenaga kerja membawa uang sebesar Rp 20 - 100 juta. Jumlah itu tak sampai menjadi pendapatan negara karena diperas di bandara sekitar Rp 4 - 10 miliar per hari. Namun, jumlah itu dihitung dari jumlah penerimaan yang tercatat di perbankan. "Masalahnya, tidak semua tenaga kerja menyalurkan pendapatannya lewat bank," katanya. Untuk itu, secara riil pendapatan negara dari sektor ini diperkirakan bisa mencapai US $ 6 miliar per tahun. Tapi, Didin menyayangkan sikap pemerintah Indonesia yang masih belum mengurusi secara serius tenaga kerja Indonesia ke Timur Tengah. Untuk itu ia berharap, kendati terjadi krisis di Irak, pemerintah tidak menutup penyaluran tenaga kerja ke Timur Tengah. Dari jumlah tenaga kerja yang besar di Timur Tengah itu, 90 persen tidak punya kemampuan khusus. "Lebih banyak menjadi pembantu rumah tangga," katanya. Di seluruh dunia tenaga kerja Indonesia yang tak punya kemampuan khusus itu tercatat 85 persen. Padahal, kata Didin, di Eropa saja kini membutuhkan perawat sekitar 50 ribu orang. INDEF menghitung jika perang Irak berlangsung hanya dalam waktu 2 minggu penerimaan devisa tenaga kerja dari Timur Tengah akan turun menjadi 0,7 persen. Namun, jika perang berlangsung sekitar enam bulan, penerimaan devisa sektor tenaga kerja menurun hingga 3,5 persen. Bagja Hidayat --- TNR
Berita terkait
Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG
8 menit lalu
Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG
BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.