Agus Marto: Jaga Defisit, Pemerintah Harus Tekan Impor  

Sabtu, 5 Desember 2015 08:48 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan pemerintah harus mengoptimalkan upaya menekan laju impor barang dan jasa. Hal ini kian mendesak dilakukan karena selama 14 tahun terakhir anggaran negara defisit. “Bahkan, dalam tiga tahun terakhir, transaksi berjalan juga defisit,” kata Agus di kantornya, Jumat, 4 Desember 2015.

Agus menjelaskan, koordinasi antara bank sentral dan pemerintah untuk memperbaiki kinerja neraca transaksi berjalan telah dilakukan. Pemerintah, ucap Agus, sudah berkomitmen tidak menjadikan Indonesia sebagai negara yang berorientasi mengkonsumsi, tapi menjadi negara produsen lalu melakukan ekspor dan memenuhi kebutuhannya secara mandiri.

Selain menggenjot ekspor, ujar Agus, pemerintah ingin mendorong proses industrialisasi dan hilirisasi sehingga tak hanya mengeksplorasi sumber daya alam mentah, seperti yang dilakukan selama ini. “Saya rasa itu akan dicapai secara bertahap. Kami lihat pemerintah fokus untuk melakukan upaya itu,” tuturnya.

Lebih jauh, Agus menilai kondisi perekonomian global saat ini belum stabil. Hal tersebut terlihat dari tekanan di pasar modal di Indonesia yang terimbas oleh aliran dana yang keluar dari Indonesia belakangan ini ketimbang kondisi tahun lalu.

Agus menjelaskan, dana yang masuk ke Indonesia pada Januari-Desember tahun lalu mencapai Rp 205 triliun. Sedangkan pada periode yang sama tahun ini angkanya hanya sekitar Rp 50 triliun. “Intinya memang berkurang dana yang masuk atau ada dana yang keluar,” katanya. Meskipun bila dibanding negara lain, menurut dia, Indonesia jauh lebih baik.

Karena belum stabilnya kondisi perekonomian global itu, ucap Agus, Bank Indonesia belum berencana menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate). “Tingkat bunga masih sama. Kami perhatikan belum stabilnya pasar keuangan global,” ujarnya.

DANANG FIRMANTO




Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya