Kenapa Sinar Mas Ikut Konferensi Perubahan Iklim di Paris?

Reporter

Editor

Anton Septian

Selasa, 1 Desember 2015 08:48 WIB

Logo Konferensi Perubahan Iklim Paris 2015, COP21. REUTERS/Benoit Tessier

TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan perusahaan sawit dan kertas Indonesia dalam acara Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Perubahan Iklim di Paris atau Conference of Parties 21 (COP21) mengundang pertanyaan. Apalagi mereka menjadi sponsor Paviliun Indonesia dalam acara tersebut. Para pembela lingkungan pun meradang dan menuduh upaya tersebut sebagai "green washing" atau upaya pencitraan lewat upaya konservasi.

Managing Director Sinar Mas Group Gandhi Sulistyo mengatakan, sponsor Paviliun Indonesia di acara COP21 Paris adalah asosiasi pengusaha hutan Indonesia (APHI) dan gabungan pengusaha kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). "Kami anggota APHI," kata Gandhi lewat pesan pendek, Senin, 30 November 2015.

Gandhi juga membantah tuduhan keaktifan perusahaan-perusahaan perkebunan sawit dan hutan tanaman industri dalam menjadi sponsor paviliun sebagai upaya green washing. Beberapa waktu lalu, perusahaan sawit dituding sebagai penyebab terjadinya kebakaran hutan di Indonesia. "Namanya menuduh kan asal ngomong saja," ucap Gandhi.

Sinar Mas diwakili oleh anak usahanya PT Asia Pulp and Paper (APP). Stakeholder Engagement Manager Asia Pulp & Paper, Neglasari Martini, menambahkan, kehadirannya mewakili pelaku usaha di Indonesia. "Kami mewakili delegasi pemerintah untuk sektor swasta," kata dia, Senin, 30 November 2015.

Dalam konferensi yang berlangsung hingga 11 Desember 2015 itu, APP akan menjadi panelis dan pembicara di tujuh seminar yang berada di Paviliun Indonesia. Beberapa di antaranya ialah seminar pada 1 Desember mengenai produksi dan perlindungan kehutanan, 2 Desember tentang integrasi manajemen sosial lewat pendekatan lanskap, dan 3 Desember mengangkat tema upaya konservasi dan restorasi.

Kehadiran APP, lanjut Neglasari, juga merupakan bagian dari Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia dan merupakan rekan dari Solutions COP21. Ia mengatakan, kedatangan APP untuk mendukung mitra globalnya dalam menanggulangi perubahan iklim.

Ihwal moratorium lahan gambut yang menjadi salah satu tema pemerintah, Neglasari menyatakan menyambut baik komitmen Presiden Joko Widodo tentang pemberian izin usaha. Ia menjelaskan, sejak 2013 APP berupaya melakukan moratorium aktivitas di atas lahan gambut yang belum dikembangkan menjadi Hutan Tanaman Industri. "Kami mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi perubahan iklim," ucapnya.

Ia menambahkan, APP juga telah menggandeng lembaga luar negeri untuk menyusun praktek pengelolaan lahan gambut, termasuk pemetaan 4,5 juta hektare lahan di Sumatera dan Kalimantan. Menurut dia, upaya perlindungan perlu melibatkan beragam pihak. Pasalnya, tidak ada area konsesi yang berdiri terisolasi.

ADITYA BUDIMAN | AHMAD FAIZ IBNU SANI

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Daftar Pekerja yang Berhak Mendapat THR, 6 Jalan Tol Fungsional Saat Mudik

28 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Daftar Pekerja yang Berhak Mendapat THR, 6 Jalan Tol Fungsional Saat Mudik

Berikut daftar pekerja yang berhak mendapat THR. Cek status magang dan honorer.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Pidana APP Group atau Grup Sinar Mas Dilayangkan ke KLHK

52 hari lalu

Laporan Dugaan Pidana APP Group atau Grup Sinar Mas Dilayangkan ke KLHK

Dua afiliasi APP Group (Grup Sinar Mas) dilaporkan dalam dugaan tindak pidana ke KLHK. Ditengarai menebang hutam alam dan menampung kayu ilegal.

Baca Selengkapnya

Eka Hospital Group Kerja Sama dengan Cedars Sinai Hospital

25 Agustus 2022

Eka Hospital Group Kerja Sama dengan Cedars Sinai Hospital

Dalam kerja sama akan ada transfer pengetahuan dan pengalaman

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Sinar Mas Akuisisi Perusahaan Batu Bara, Rencana Elon Musk

5 Mei 2022

Terpopuler Bisnis: Sinar Mas Akuisisi Perusahaan Batu Bara, Rencana Elon Musk

Berita terpopuler bisnis kemarin dimulai dari Grup Sinar Mas yang resmi mengkuisisi perusahaan tambang batu bara Australia senilai Rp 17,37 triliun.

Baca Selengkapnya

Hadapi Kemarau, PT APP Sinarmas Gelontorkan USD 100 Juta

30 Juli 2019

Hadapi Kemarau, PT APP Sinarmas Gelontorkan USD 100 Juta

PT. Asia Pulp and Paper Sinarmas menggelontorkan dana hingga USD100 juta untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran lahan dan hutan selama kemarau.

Baca Selengkapnya

Eka Tjipta Widjaja Mangkat, Ini Kisah Sinar Mas Pulp and Paper

27 Januari 2019

Eka Tjipta Widjaja Mangkat, Ini Kisah Sinar Mas Pulp and Paper

Salah satu lini bisnis utama Grup Sinar Mas yang ditinggalkan Eka Tjipta Widjaja adalah Sinar Mas Pulp and Paper yang telah berkembang pesat.

Baca Selengkapnya

Eka Tjipta Widjaja Wafat, Anak Buah Jokowi Melayat ke Rumah Duka

27 Januari 2019

Eka Tjipta Widjaja Wafat, Anak Buah Jokowi Melayat ke Rumah Duka

Jenazah pendiri Grup Sinar Mas, Eka Tipta Widjaja, disemayamkan di rumah duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

Eka Tjipta Widjaja Tutup Usia, Ini Penyebab Kematiannya

27 Januari 2019

Eka Tjipta Widjaja Tutup Usia, Ini Penyebab Kematiannya

Managing Director Sinar Mas, Gandhi Sulistiyanto menyebut setidaknya ada dua penyebab meninggalnya Eka Tjipta Widjaja.

Baca Selengkapnya

Mantan Menperin: Eka Tjipta Widjaja Sosok Pekerja Keras

27 Januari 2019

Mantan Menperin: Eka Tjipta Widjaja Sosok Pekerja Keras

Mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin punya kenangan tersendiri akan sosok pendiri Sinar Mas Group, Eka Tjipta Widjaja.

Baca Selengkapnya

KPK Telisik Sumber Uang Suap Anggota DPRD Kalteng

1 November 2018

KPK Telisik Sumber Uang Suap Anggota DPRD Kalteng

KPK menetapkan tujuh tersangka penerima suap anggota DPRD Kalteng. Di antaranya Ketua Komisi B DPRD Kalimantan Tengah Borak Milton.

Baca Selengkapnya