TEMPO.CO, Semarang - Organisasi Angkutan Darat Kota Semarang pertanyakan legalitas operasional transportasi dan kurir Go-Jek yang hadir di ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Organda khawatir layanan moda transportasi baru kendaraan sepeda motor dengan sistem jemput bola berbasis layanan online itu tak memenuhi standar pelayanan konsumen. “Apakah kendaraan yang dipakai mengangkut memenuhi standar?” kata Ketua Organisasi Angkutan Darat Kota Semarang, Dedy Rustiadi, Kamis 19 November 2015.
Organda Kota Semarang juga mempertanyakan apakah regulasi pemerintah mengizinkan operasional layanan angkutan baru itu. Ia mengacu aturan perhubungan ada kriteria dan spesifikasi kendaraan yang harus diuji. “Karena mengangkut manusia dan barang benar dipertanggungjawabkan keselamatanya,” kata Dedy menjelaskan.
Dedy mengacu Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Transportasi, layanan angkutan umum harus berbadan hukum dan memenuhi aturan. Dengan konisi tersbut Organda Kota Semarang tak mengakui Go-Jek sebagai anggota.
Dedy menyatakan tak memprotes keberadaan Go-Jek yang beroperasi di Kota Semarang, ia hanya mengingatkan standar layanan angkutan umum yang dilindungi undang-undang. “Sedangkan penumpang dan pengemudi dilindungi asuransi. Apakah Go-Jek ada jaminan itu,” katanya.
Ia mengakui keberadaan Go-Jek di Kota Semarang juga akan menyaingi layanan transportasi anggota Organda yang sudah banyak tergeser oleh kendaraan pribadi. Keberadaan Go-Jek dinilai semakin menggeser konsumen dan merugikan anggota Organda yang saat ini terancam over suplai angkutan umum.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Semarang, Agoes Harmunanto, menyatakan menolak adanya Go-Jek yang sudah beroperasi di Kota Semarang. Ia beralasan Go-Jek tidak mempunyai izin sebagai alat transportasi dan meresahkan sistem transportasi yang sudah tertata sebelumnya.
"Mereka mengubah tatanan transportasi yang sudah berjalan di Kota Semarang. Yang dikantongi hanya izin teknologi saja," ujar Agoes Harmunanto, usai rapat koordinasi dengan komisi perekonimian, dewan wakil rakyat Semarang.
Meski menolak, Agoes mengaku belum bisa menindak pengelola Go-Jek Semarang yang cenderung tertutup. “Dishub belum bisa menemui direktur Go-Jek, mereka tertutup,” kata Agoes menambahkan.
Agoes menyatakan akan segera berkoordinasi dengan kepala daerah untuk minta izin penindakan. Hasil koordinasi itu menjadi acuan akan menindak atau mengatur regulasi pengoperasian Go-Jek.
EDI FAISOL
Berita terkait
Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap
6 hari lalu
Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.
Baca SelengkapnyaDatang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini
9 hari lalu
Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?
Baca SelengkapnyaArus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta
11 hari lalu
Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.
Baca SelengkapnyaHasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi
12 hari lalu
Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.
Baca SelengkapnyaTravel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi
13 hari lalu
Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI
Baca SelengkapnyaPengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang
19 hari lalu
Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaSatu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen
21 hari lalu
Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca SelengkapnyaJerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem
35 hari lalu
Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.
Baca SelengkapnyaSepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam
39 hari lalu
Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.
Baca SelengkapnyaMengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?
43 hari lalu
Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?
Baca Selengkapnya