Hingga September, Belanja Iklan di TV Rp 20 Triliun  

Reporter

Kamis, 19 November 2015 14:53 WIB

dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Anda pasti pernah merasa jengkel karena serial atau acara hiburan favorit Anda di televisi di sela terlalu banyak iklan. Tapi tahukah Anda bahwa iklan adalah industri besar bernilai triliunan rupiah?

Ya, Nielsen Advertising Information Services mencatat, pada kuartal ketiga tahun ini, belanja iklan di TV bernilai Rp 20,9 triliun, naik 6 persen dibanding kuartal sebelumnya, yakni Rp 19,7 triliun.

"Jika ditotal, sepanjang Januari-September, belanja iklan tumbuh sebesar 8 persen menjadi Rp 62 triliun," tutur Hellen Katherina, Direktur Media Nielsen Indonesia, Kamis, 19 November 2015.

Bagaimanapun, jika dibandingkan dengan 2014, tahun ini memang terjadi penurunan belanja iklan yang signifikan pada kuartal kedua, yakni dari 12 menjadi 6 persen. “Namun pada kuartal ketiga tahun ini kami melihat tanda-tanda pemulihan belanja iklan," kata Hellen.

Dari sisi kategori produk, sepanjang Januari-September 2015 kategori pemerintahan dan organisasi politik memberikan kontribusi yang paling tinggi untuk nilai belanja iklan, yaitu Rp 4,6 triliun, walaupun pertumbuhannya menurun 15 dibanding tahun lalu. Hellen menyatakan, "Kampanye pemilihan presiden menjadi faktor pembeda yang sangat kuat, di mana tahun lalu kampanye politik merupakan pendorong utama pertumbuhan belanja iklan."

Di urutan berikutnya pada periode yang sama adalah produk perawatan rambut dengan total belanja iklan sebesar Rp 3,4 triliun.

Adapun beberapa kategori utama yang mendorong pertumbuhan di antaranya adalah layanan online yang tumbuh 50 persen menjadi Rp 2,3 triliun sepanjang Januari-September 2015, susu pertumbuhan yang tumbuh sebesar 44 persen menjadi Rp 2,1 triliun, serta rokok kretek yang belanja iklannya meningkat sebesar 30 persen menjadi Rp 3,3 triliun.

Sementara itu, jika dilihat dari merek-merek yang beriklan, baik di TV maupun media cetak, dua merek mi instan terbesar yaitu Indomie dan Mie Sedaap menjadi kontributor tertinggi dengan total belanja iklan masing-masing Rp 723 miliar dan Rp 571 miliar. Berada di bawah dua merek tersebut, Traveloka turut menjadi kontributor belanja iklan utama dengan nilai Rp 547 miliar.

Traveloka juga menjadi merek yang menunjukkan pertumbuhan belanja iklan yang tinggi, yaitu sebesar 702 persen hingga akhir September. Selain Traveloka, dari kategori layanan online, Tokopedia memberikan pertumbuhan yang sangat signifikan, yaitu sebesar 1.582 persen menjadi Rp 355,7 miliar untuk periode Januari-September 2015. Dengan nilai tersebut, Tokopedia menduduki urutan sembilan dalam daftar merek-merek yang paling banyak beriklan di TV dan media cetak.

Jika dilihat dari jenis medianya, pertumbuhan belanja iklan di periode Januari-September 2015 lebih didorong pergerakan yang positif di TV yaitu secara agregat meningkat sebesar 8 persen. Adapun sebaliknya media cetak menunjukkan penurunan, di mana belanja iklan koran turun sebesar -6 persen dan majalah turun sebesar -13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

PINGIT ARIA

Berita terkait

Vice Media Bakal PHK Ratusan Karyawan dan Setop Publikasi Konten

24 Februari 2024

Vice Media Bakal PHK Ratusan Karyawan dan Setop Publikasi Konten

VICE Media Group akan melakukan PHK dan berhenti mempublikasikan konten di situs mereka. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Nielsen: Indonesia Negara Keempat Paling Optimis di Dunia

3 Juni 2019

Nielsen: Indonesia Negara Keempat Paling Optimis di Dunia

Berdasarkan survei terbaru The Conference Board dan Nielsen, Indonesia kini menduduki peringkat keempat negara teroptimistis di dunia.

Baca Selengkapnya

Harbolnas 2018, 5 Fakta Menarik Menurut Riset Nielsen Indonesia

20 Desember 2018

Harbolnas 2018, 5 Fakta Menarik Menurut Riset Nielsen Indonesia

Harbolnas 2018, Nielsen Indonesia mengeluarkan 5 fakta menarik.

Baca Selengkapnya

Ini Strategi Startup Adroady Dorong Industri Iklan Outdoor

9 Februari 2018

Ini Strategi Startup Adroady Dorong Industri Iklan Outdoor

Startup di bidang media luar ruang - Adroady, optimistis bisa membangkitkan kembali industri iklan luar ruang (outdoor) yang selama ini lesu.

Baca Selengkapnya

Sepanjang 2017, Belanja Iklan Meikarta Lebih dari Rp 1,5 T

1 Februari 2018

Sepanjang 2017, Belanja Iklan Meikarta Lebih dari Rp 1,5 T

Direktur Eksekutif PT Nielsen Indonesia Hellen Katherina mengatakan tren belanja iklan sepanjang 2017 menunjukkan pertumbuhan positif.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Merinding Nielsen Ramal Jakarta Episentrum Asia

1 Februari 2018

Sandiaga Uno Merinding Nielsen Ramal Jakarta Episentrum Asia

Mendapat laporan hasil riset Nielsen yang meramalkan Jakarta akan menjadi episentrum ritel terbesar di kawasasn Asia, Sandiaga Uno mengaku merinding.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harbolnas 2017 Tembus Rp 4,7 Triliun

19 Desember 2017

Transaksi Harbolnas 2017 Tembus Rp 4,7 Triliun

Nilai transaksi selama Harbolnas 2017 mencapai Rp 4,7 triliun, naik Rp 1,4 triliun dari Harbolnas tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Matahari Tutup Gerai, Nielsen: Lumrah untuk Jaga Cash Flow

23 November 2017

Matahari Tutup Gerai, Nielsen: Lumrah untuk Jaga Cash Flow

PT Nielsen Indonesia menyebutkan keputusan PT Matahari Department Store Tbk menutup gerainya merupakan hal lumrah untuk menjaga cash flow-nya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penonton Pelantikan Trump Kalah dari Obama  

22 Januari 2017

Jumlah Penonton Pelantikan Trump Kalah dari Obama  

Nielsen mencatat jumlah penonton pelantikan Trump sekitar 31 juta orang.

Baca Selengkapnya

Harbolnas 2016 Tak Capai Target  

20 Desember 2016

Harbolnas 2016 Tak Capai Target  

Dalam tiga hari pelaksanaan Harbolnas 2016 tercatat nilai transaksi Rp 3,3 triliun, di bawah target Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya