Berdayakan Nelayan, OJK Terbitkan Kartu Jaring  

Reporter

Rabu, 18 November 2015 12:59 WIB

Kapal nelayan bersandar menunggu malam tiba untuk melaut di Kampung Nelayan Cilincing, Kalibaru, Jakarta Utara, 5 Agustus 2014. Mayoritas pencari ikan tersebut tergolong nelayan kecil dengan kapasitas kapal di bawah 30 gross ton (GT) yang akan dibatasi Solar Bersubsidi oleh pemerintah. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan kartu Jaring untuk para nelayan dan pengusaha sektor kelautan serta perikanan guna kemudahan merekam transaksi keuangan. "Jadi semua pelaku bisnis sektor ini akan terekam data dan informasi keuangannya karena mereka sebenarnya sangat prospek dan visible," kata Direktur Pengawasan Bank Otoritas Jasa Keuangan Slamet Edi Purnomo di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu, 18 November 2015.

Edy menambahkan, program ini merupakan tindak lanjut hasil kerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendukung akselerasi pembiayaan para nelayan dan pelaku bisnis sektor tersebut. "Yang mendukung pembiayaan bukan hanya perbankan, tapi asuransi dan penyedia jasa keuangan lain di bawah OJK," ujarnya.

Penerbitan kartu Jaring dan realisasi penyaluran kredit untuk sektor kelautan dan perikanan ini merupakan tindak lanjut dari program Jangkau, Sinergi, dan Guideline (Jaring), yang diluncurkan OJK bekerja sama dengan KKP pada 11 Mei 2015, di Takalar, Sulawesi Selatan. Tujuan program ini adalah meningkatkan akses masyarakat, khususnya nelayan dan pengusaha nelayan, pada jasa keuangan yang lebih luas sehingga dapat lebih sejahtera.

OJK berharap sektor kelautan dan perikanan dapat bergerak lebih optimal dengan adanya dukungan pembiayaan dan fasilitas jasa keuangan dari perbankan. "Selama ini mereka dibiayai rentenir saja lancar, apalagi dibiayai perbankan. Kami harap lebih lancar lagi karena dibiayai dana murah," tutur Edy.

Edy berujar, penerbitan kartu Jaring ini dilakukan untuk mendukung program inklusi keuangan agar para nelayan dapat lebih mengenal layanan jasa perbankan, melalui tabungan, kredit, dan layanan lainnya. "Jadi kita juga bisa memonitor pendapatan mereka, ini nanti mempermudah buat kasih pinjaman ke mereka, dari cashflow itu jadi acuan."

Target dari program ini adalah semua jenis usaha pada sektor kelautan dan perikanan atau semua stakeholder utama sektor tersebut. Seperti nelayan skala kecil menengah, pembudidaya, pengolah, dan pemasar.

Realisasi penyaluran kredit baru sektor kelautan perikanan yang dikucurkan oleh bank partner OJK serta Kementerian Kelautan dan Perikanan sampai akhir September 2015 mencapai Rp 4,41 triliun, atau 82,09 persen dari total target kredit yang disalurkan hingga akhir tahun sebesar Rp 5,37 triliun.

Terdapat delapan bank yang saat ini sudah berpartner untuk program ini, yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Danamon Indonesia, Bank Permata, Bank Bukopin, dan Bank Sulselbar. Adapun total pembiayaannya pada Desember 2014 mencapai Rp 10,8 triliun, dengan komitmen pertumbuhan pembiayaan hingga Desember 2015 sebesar Rp 7,2 triliun atau rata-rata tumbuh sebesar 66,2 persen dari total pembiayaan tahun lalu.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

5 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

6 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

10 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

11 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

17 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

21 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

29 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

38 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

41 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya