Wow, Pertalite Terjual di 250 Kota Sejak Diluncurkan
Editor
Agus Supriyanto
Rabu, 11 November 2015 13:50 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Juru bicara PT Pertamina (Persero), Wianda Pusponego, memperkirakan 400-500 liter per hari peralihan konsumsi Premium ke pertalite di Jawa Timur. Alasannya terjadi sekitar penurunan penjualan Premium 6.400 liter per hari ke 6.000 liter per hari.
"Animo masyarakat semakin tinggi. Market share pertalite mencapai 11 persen dari penjualan nasional saat ini," kata dia, di kantor Terminal Bahan Bakar Minyak, Surabaya, Selasa, 10 November 2015.
Menurut dia, hingga akhir Oktober penjualan Pertalite menjadi 178.230 kiloliter sejak peluncuran bahan bakar dengan kadar oktan 90 itu pada Juli lalu. Penjualan pertalite, kata dia, telah tersebar di 250 kabupaten atau kota di seluruh Indonesia. "Ini jumlah menggembirakan. Masyarakat telah mempunyai pola preferensi BBM sesuai jenis kendaraannya," kata dia.
Distribusi bahan bakar produk baru tersebut sudah mencapai 1.642 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Wianda menargetkan akhir tahun ini pertalite dapat terjual di 1.920 SPBU.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran PT Pertamina (persero) Ahmad Bambang menyatakan penjualan Pertalite terus meningkat. Malah, sekitar 12 persen pengguna Premium sudah beralih ke Pertalite.
"Penjualan Pertalite sudah mencapai 4.000 kiloliter per hari. Atau dua kali penjualan Pertamax tahun lalu, yang rata-rata 2.000 kiloliter per hari," ujarnya, pekan lalu.
PT Pertamina melakukan uji coba pasar Pertalite pada 101 SPBU di Jawa, per 24 Juli 2015. Rinciannya, 40 unit di Jakarta dan Bandung, 28 SPBU di area peristirahatan Jawa Barat serta 33 SPBU di Surabaya dan sekitarnya.
Kata Ahmad, uji coba tersebut, dilakukan untuk melihat respons konsumen. Namun, dalam waktu tiga bulan lebih, terjadi pertumbuhan di luar dugaan. Dari 101 SPBU yang menjual Pertalite, tumbuh menjadi 1.250 SPBU. "Ini di luar dugaan. Ternyata animo masyarakat sangat kuat. Minggu kedua setelah diluncurkan, malah hampir menembus seluruh Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, penjualan Pertalite sudah berhasil menggeser konsumsi Premium sekitar 12-13 persen. Sementara, satu persen dari pengguna Pertamax juga berpindah ke Pertalite.
Masyarakat sudah mulai membutuhkan BBM yang ramah lingkungan. Sebab, Pertalite merupakan produk BBM dengan research octane number (RON) 90, yang cocok untuk spesifikasi kendaraan di Indonesia. Pembakarannya juga lebih bagus dibanding Premiun.
Pertalite juga sudah dilengkapi dengan zat aditif yang tidak dimiliki Premium, yang berfungsi detergency. Sehingga kebersihan intake valve dan ruang bakar mesin akan lebih terjaga. "Secara ekonomi wajar. Pertalite memang lebih mahal dari Premiun. Namun, dari per kilometer jarak tempuhnya, sebetulanya sama," ujarnya.
Pertamina akan serius untuk mengembangkan ini, dengan memenuhi kebutuhan masyarakat. "Seberapa pun kebutuhan masyarakat akan kita penuhi," ujarnya.
ANDRI EL FARUQI | ALI HIDAYAT