Jokowi Ingin Gabung Blok Trans Pacific, Kalla Ajukan Syarat

Reporter

Rabu, 28 Oktober 2015 19:19 WIB

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia harus melakukan efisiensi secara nasional sebelum bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP). "Kita harus lebih efisien dibanding negara lain," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu 28 Oktober 2015.

Menurut Kalla, jika tidak melakukan efisiensi, dikhawatirkan investor akan kabur dari Indonesia. Para investor akan beralih ke negara lain yang tergabung dalam TPP karena dianggap lebih efisien.

Dia mengakui pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia pernah menolak bergabung dengan TPP. Namun, kata Kalla, jika melihat kondisi perdagangan global terkini, keikutsertaan Indonesia dalam TPP harus dipertimbangkan kembali.

Apalagi, kata dia, Indonesia memilki pasar yang besar, baik untuk wilayah pasifik maupun Amerika Serikat. Tak cuma itu, bergabungnya Indonesia tak perlu dikhawatirkan, sebab sebelumnya pemerintah sudah meneken persetujuan perdagangan bebas dengan negara Asean, Cina, serta Jepang. "Tapi ini kan baru bermaksud, belum tentu disetujui juga tahun ini. Dibutuhkan waktu lama, masa berlakunya pun bisa diatur."

Presiden Joko Widodo menyatakan Indonesia akan bergabung dalam TPP. Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Washington, Senin siang, 26 Oktober 2015 waktu setempat.

Jokowi mengungkapkan niat bergabung dengan TPP sejalan dengan asas ekonomi terbuka yang dianut oleh Indonesia. Dengan jumlah populasi mencapai 250 juta jiwa, Indonesia memiliki potensi ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Banyak pihak mempertanyakan rencana itu, salah satunya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Susi khawatir kapal asing akan bebas masuk ke wilayah Indonesia. Kalla mengatakan perjanjian TPP tidak akan membuat nelayan asing bebas masuk ke dalam perairan Indonesia. Aturan hukum yang ada di masing-masing negara harus tetap berlaku.

TPP adalah sebuah blok perdagangan bebas yang dibentuk 5 Oktober 2015. Blok perdagangan ini beranggotan 12 negara, yakni Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Selandia Baru, Meksiko, Cile, Peru, dan empat negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Singapura, Brunei, dan Vietnam. Ada yang menyebut blok perdagangan ini dibentuk Amerika untuk menghadang kekuatan Cina.

FAIZ NASHRILLAH

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

6 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

8 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

10 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

10 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

21 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

21 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

22 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

22 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

22 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

40 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya