Trigana Siap Tambah Penerbangan ke Oksibil, Papua  

Reporter

Selasa, 27 Oktober 2015 16:41 WIB

Trigana-air.com

TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Trigana Air Service siap menambah jadwal penerbangan ke Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, setelah pada 16 Agustus 2015 satu pesawatnya kecelakaan di sana dan menewaskan 54 orang awak dan penumpang.

"Iya, intinya kami sudah siap, kalau sudah disetujui Kementerian Perhubungan, jadi penerbangan Trigana Air di pegunungan bintang ada dua unit pesawat terbang," ujar Manager Area PT Tigana Air Service Papua, Bustomi Prayitno, di Jayapura, Selasa.

Menurut Bustomi, Trigana Air Service telah menyiapkan satu pesawat jenis ATR 42-200 untuk melayani penerbangan dari Jayapura dan ke Pegunungan Bintang, namun dari Kementerian Perhubungan belum memberikan izin terbang.

Pada sisi lain, masyarakat setempat kesulitan transportasi dan berujung kenaikan tajam harga berbagai keperluan. Beras, sebagai contoh, semula Rp 40.000 per kilogram menjadi Rp 90.000 per kilogram.

"Mudah-mudahan dari pihak Kementerian Perhubungan berikan suatu konkrit dan solusi yang terbaik buat kita semua, terutama untuk masyarakat Pegunungan Bintang, yang masih sulit masalah angkutan udara," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang meminta Menteri Perhubungan segera mengeluarkan izin terbang satu pesawat Trigana yang akan melayani jalur Jayapura-Oksibil.

"Kami sudah membeli satu unit ATR 42-200, itu sudah ada di Halim Perdanakusuma. Saya akan ke Jakarta untuk menghadap menteri perhubungan supaya izinnya cepat keluar untuk membantu di sana," ujar Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, Welington Wenda.

Pasca jatuhnya pesawat Trigana Air Service ATR 42-300 pada 16 Agustus 2015, kata dia, kini warganya kesulitan transportasi.

"Jadi di Pegunungan Bintang itu satu-satunya angkutan umumnya adalah penerbangan, ketika pesawat Trigana itu jatuh, daerah sebenarnya terguncang dan pengaruhnya untuk angkutan logistik dan penumpang," katanya.

Kini akses masyarakat yang ingin masuk ataupun keluar Pegunungan Bintang sangat sulit karena hanya ada dua penerbangan yang tersedia.

"Untuk kondisi kini, pegawai atau masyarakat yang mau datang paling cepat antrenya satu minggu sehingga ada sebagian pegawai yang menggunakan jalur Merauke," kata dia.

"Jadi terbang ke Merauke kemudian jalan darat sampai ke Boven Digoel dan lanjut dengan pesawat cesna karavan dari Boven Digoel ke Pegunungan Bintang," ujar Wenda.

ANTARA

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

1 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

6 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

7 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

11 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

12 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

12 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

15 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

18 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

23 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

24 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya