Riset: Industri Udang Indonesia Masih Perlu Pembenahan

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 22 Oktober 2015 23:00 WIB

Ratusan lobster diolah di Sea Hag Seafood plant, St. George, Maine. Permintaan lobster meningkat tajam setelah melewati masa natal. AP/Robert F. Bukaty

TEMPO.CO, Jakarta - Ipsos, perusahaan riset pasar independen yang berpusat di Hong Kong menyebutkan industri udang di Indonesia masih perlu pembenahan, dan terdapat tiga hal utama yang harus segera diperbaiki.

"Tiga hal yang harus diperhatikan itu adalah teknologi, pemerataan infrastruktur di sentra tambak udang dan integrasi proses hulu-hilir," kata Konsultan di Ipsos Consulting Indonesia Juanri di Jakarta, Kamis, 22 Oktober 2015.

Juanri mengutip Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan sekitar 80 persen dari entitas budidaya perairan di Indonesia masih menjalankan praktik pertanian tradisional. Agar kompetitif harus mengadopsi peralatan dan teknik produksi yang modern.

Juanri mengatakan meskipun kerja sama swasta dan pemerintah dapat mempercepat modernisasi di sektor budidaya perairan di Indonesia, tetapi juga harus diperhatikan ketersediaan bantuan keuangan dan teknis untuk petambak bukanlah pekerjaan mudah.

Lebih jauh, Country Manager Ipsos Consulting Domy Halim menunjuk penambak di Sulawesi masih menghadapi persoalan berupa infrastruktur jalan yang buruk dan pelabuhan laut yang tidak memiliki perlengkapan memadai sehingga menyulitkan petambak udang dan pemroses di daerah tersebut.

Sekretaris Jenderal Shrimp Club Indonesia (SCI), Andi Tamsil menyampaikan di Jawa Timur sebagai daerah paling produktif penghasil udang masih mengalami kesulitan pasokan listrik. Sehingga mereka harus mengeluarkan biaya lebih untuk menggunakan genset.

Apabila pemerintah ingin meraih target pertumbuhan tinggi produksi udang, maka infrastruktur harus dibenahi dengan serius, ujar Andi.

Domy menjelaskan, dari segi geografis Indonesia kurang menguntungkan karena sentra produksi dipisahkan laut bandingkan dengan Thailand dan Vietnam. Kedua negara tetangga ini memiliki pusat budidaya udang di wilayah Tenggara dan Mekong River Delta yang dapat diakses melalui jalur darat sehingga lebih efisien dan produktf.

Kemudian yang juga perlu dibenahi adalah integrasi antar pelaku dalam rantai nilai agar lebih efisien. Selama ini penanam benih, pembudidaya dan pemroses bertindak sendiri-sendiri dan menyulitkan koordinasi produksi untuk memenuhi permintaan pasar, ujar Domy.

Beberapa perusahaan besar seperti PT Central Proteina Prima dan PT Suri Tani Pemuka telah berupaya mengintegrasikan secara vertikal pengoperasiannya di mana mereka dapat mengontrol dan mengarahkan keseluruhan siklus produksi sesuai permintaan pasar.

"Untuk lebih menggali potensi industri udang Indonesia ini, diperlukan kerjasama dan koordinasi yang lebih baik di sepanjang rantai nilai agar lebih efisien lagi, ujar Domy.

Domy melihat pembentukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun 2015 ini memberikan peluang untuk menarik investasi ke Indonesia, tetapi juga harus diingat aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja dan modal juga akan ikut bebas masuk di dalamnya.

Pemerintah dan pelaku industri perlu menyadari dan mengatasi masalah-masalah dalam industri udang di Indonesia jika ingin tetap kompetitif dalam ekonomi regional baru, ujar dia.

ANTARA

Berita terkait

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.

Baca Selengkapnya

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.

Baca Selengkapnya

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.

Baca Selengkapnya