TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Komite Tetap Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Handito Joewono, meminta masyarakat mewaspadai perusahaan e-commerce yang bersifat bubble economic growth vehicle. Perusahaan semacam ini, kata dia, hanya merekayasa pertumbuhan ekonomi dan tidak fokus pada perdagangan.
“Perusahaan jenis ini hanya mementingkan memperbesar perusahaannya, lalu menjualnya kembali,” kata Handito kepada Tempo, Sabtu, 17 Oktober 2015 lalu.
Handito menyebutkan, ada dua ciri umum perusahaan e-commerce seperti ini. Pertama, pertumbuhannya sangat cepat, terutama pada rekrutmen anggota atau pelanggan. Kedua, bisnis modelnya tidak menghadirkan pemasukan yang riil. “Hanya sekadar merekrut anggota, tapi pemasukannya tidak terbaca. Lebih banyak dibiayai oleh pemodal, ini kan ada batasnya,” ucapnya.
Tren perusahaan e-commerce seperti ini, ia mengungkapkan, banyak terjadi di Amerika Serikat. Pengusaha di sana membuat perusahaan start-up dan menarik banyak orang untuk bergabung, namun kemudian menjual perusahaannya. “Ini berbahaya, kelihatannya besar. Habis itu jual perusahaan,” ujarnya.
Guna mencegah tren seperti itu berkembang di Indonesia, Handito menyarankan agar pemerintah supaya menerbitkan aturan yang menegaskan e-commerce sebagai alat pertumbuhan ekonomi. Sebab, bila e-commerce ini disalahgunakan, masyarakat dan negara yang merugi. Masyarakat yang sudah bergabung menjadi pengangguran, pemerintah pun tidak mendapat pemasukan pajak.
“Semua orientasinya membesarkan perusahaan, sebar voucher untuk menjaring anggota. Setelah dijual, apa masih akan melanjutkan bisnis bagi-bagi voucher?”
Menurut Handito, perkembangan e-commerce di Indonesia melewati tiga gelombang. Pertama adalah gelombang awal. Di fase itu, e-commerce hanya menjadi sarana gagah-gagahan akibat hadirnya Internet. Gelombang kedua adalah e-commerce dengan tujuan aktivitas perdagangan yang nyata. Selanjutnya, gelombang ketiga adalah munculnya tren pengusaha menjual perusahaan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Haris Munandar berpendapat, kehadiran perusahaan startup e-commerce bisa menjembatani antara pelaku industri kecil dengan calon pembeli melalui aplikasi Internet. Lalu ada lagi start-up ojek online yang memudahkan pengojek bertemu dengan penumpangnya.
AHMAD FAIZ IBNU SANI | AMIRULLAH
Berita terkait
KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin
3 hari lalu
Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU
Baca Selengkapnya37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai
3 hari lalu
Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak
11 hari lalu
Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar menyebabkan para pengusaha khawatir.
Baca SelengkapnyaBos Kadin Ingatkan Pemerintah untuk Patuhi Disiplin Fiskal: Kalau Tidak, Bahaya..
16 hari lalu
Ketua Kadin Arsjad Rasjid menyatakan penyusunan RAPBN harus dilakukan secara bijaksana. Selain itu, pemerintah juga wajib mematuhi disiplin fiskal.
Baca SelengkapnyaKadin Ingatkan Pengusaha Transparan jika Tak Sanggup Bayar THR: Harus Ada Komunikasi dan Interaksi
17 hari lalu
Ketua Kadin Arsjad Rasjid menyebut pengusaha harus transparan jika tak dapat memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada pekerja.
Baca SelengkapnyaTerkini: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air Ada Apa Lagi di SPBU Pertamina?, KAI Operasikan KA Argo Bromo Anggrek New Generation
30 hari lalu
Kecurangan di SPBU Pertamina kembali terungkap. Setelah switch dispenser untuk kurangi takaran yang disebut tuyul dan Pertalite dicampur air, kini....
Baca SelengkapnyaKadin: Potensi Perputaran Uang Selama Libur Lebaran Capai Rp 157,3 Triliun
30 hari lalu
Kadin Indonesia memprediksi adanya kenaikan perputaran uang selama libur Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024 dibandingkan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPemilu Usai, Ketua TPN Arsjad Rasjid Kembali Jabat Ketua Kadin
38 hari lalu
Mantan ketua tim pemenangan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Arsjad Rasjid, kembali menjabat Ketua Umum Kadin usai hasil Pemilu 2024 disahkan.
Baca SelengkapnyaSetelah KPU Umumkan Hasil Pemilu, Kadin Harap Situasi Dunia Usaha Aman dan Kondusif
39 hari lalu
Kadin Indonesia menyatakan kunci utama bagi dunia usaha adalah stabilitas politik sebagai basis bagi pertumbuhan ekonomi dan geliat dunia usaha.
Baca SelengkapnyaKadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI
57 hari lalu
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) menyelenggarakan diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD) soal keamanan siber.
Baca Selengkapnya