UMP Naik Tiap Tahun, JK Minta Buruh Tak Lagi Demo  

Reporter

Jumat, 16 Oktober 2015 18:50 WIB

Wapres Jusuf Kalla berpidato dalam KTT Pembangunan Berkelanjutan 2015 di Markas PBB, New York, 26 September 2015. Sidang umum PBB ke-70 ini berlangsung pada 25-27 September. REUTERS/Carlo Allegri

TEMPO.CO, Jakarta- Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta para buruh tak lagi berdemo meminta kenaikan upah. Sebabnya, aturan baru yang dikeluarkan pemerintah dalam Paket Kebijakan Ekonomi IV memastikan upah buruh naik setiap tahun. "Seharusnya tak perlu (berdemo), kan sudah pasti naik," ujar Kalla di kantornya, Jumat, 16 Oktober 2015.


Kalla mengatakan kenaikan upah buruh dilakukan supaya tercipta stabilitas sosial dan politik. Kalla ingin memutus perbedaan pandangan antara buruh dan pengusaha yang selalu terjadi jika membahas soal pengupahan. "Upah hari ini sudah kita anggap sebagai atau mendekati hidup layak," ujarnya.

Upah Minimum Provinsi (UMP) akan diputuskan pada November setiap tahun dan dimulai pada Januari tahun berikutnya. Rumusnya, kata Kalla, UMP tahun depan berasal dari UMP tahun berjalan dikali besar inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun formula upah tersebut berlaku di seluruh Indonesia, kecuali delapan provinsi yakni Kalimantan Tengah, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Papua Barat.

Delapan provinsi ini menjadi pengecualian karena UMP-nya di bawah standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Pemerintah menargetkan waktu empat tahun untuk delapan pemerintah provinsi tersebut mencapai angka kebutuhan hidup layak.

Dalam pembahasan formula upah ini, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengaku telah melibatkan para buruh. Materi dasar formulasi upah telah dikonsultasikan kepada Dewan Pengupahan Nasional, media, praktisi, hingga Asosiasi Pengusaha Indonesia. Kebijakan pengupahan ini untuk kepentingan bangsa yang meliputi pekerja, calon pekerja, dan pengusaha.

Hanif yakin dengan sistem pengupahan seperti ini, lapangan kerja akan semakin terbuka karena iklim investasi menjadi kondusif dan semakin banyak. "Setelah lapangan kerja bertambah, pilihan-pilihan calon pekerja ini makin banyak. Sebab, kita punya problem oversupply dari dunia kerja. Kalau ini tidak diatasi dengan perluasan lapangan kerja yang banyak, susah dong," ucapnya.



TIKA PRIMANDARI

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

3 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

4 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

6 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

7 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

18 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

18 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

18 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

19 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

19 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

36 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya