Tiru Google, William: Tokopedia Rela Rugi Enam Tahun
Editor
Martha Warta Silaban
Sabtu, 10 Oktober 2015 19:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengakui selama enam tahun perusahaannya selalu merugi. Sebabnya Tokopedia selalu mencari pendanaan.
Menurut William jauh lebih penting bisa memberikan nilai tambah dari pada mendapat untung.
"Kami terinspirasi Google dan Facebook, sejak pertama berdiri fokusnya bukan untung, tapi bagaimana perusahaan ini memberikan nilai," kata William, Sabtu, 10 Oktober 2015.
William mengatakan tidak akan mengubah kebijakan menggratiskan penjual membuka lapaknya di Tokopedia. Guna mengatasi hal itu ia mencari investor yang mengerti dan mempunyai visi yang sama. "Nanti kalau sudah jadi perusahaan terbuka, sahamnya dibeli rakyat Indonesia, di sanalah investor akan dapat nilai balik," ungkap William.
Sebelumnya diberitakan Tokopedia mendapat 1,4 triliun dari Softbank dan Sequoia Capital. William mengungkapkan alasan menerima investasi tersebut sebab pihaknya melihat ada nilai tambah.
Baginya Indonesia lebih membutuhkan pelatih atau guru ketimbang uang. "Softbank adalah tokoh di balik Alibaba, dia berani injeksi US$ 20 juta, Seqoia Capital di awal sudah percaya pada Steve Jobs," ucap William.
William menganalogikan Softbank dan Sequoia Capital seperti pelatih, sedangkan Alibaba dan Apple adalah atlit yang berprestasi. "Orang-orang di balik kesuksesan itu yang kami bawa agar Tokopedia bisa bermain di ranah global, karena pelatih-pelatihnya yang membawa atlit juara dunia."
William menuturkan fokus Tokopedia saat ini ialah ingin membentuk sebuah ekosistem seperti perkotaan, di mana setiap orang bisa masuk. Sebabnya dana tersebut fokus untuk membangun infrastrukturnya.
William mengatakan sembilan bulan pertama sejak menerima dana tersebut pihaknya berusaha meningkatkan sumber daya manusia (SDM), dengan mendatangkan mentor-mentor berkelas dunia, bekerjasama dengan universitas dalam merekrut pegawai yang berkualitas. "Sehingga kami memiliki SDM yang mampu bersaing secara global." kata dia.
AHMAD FAIZ IBNU SANI