IMF: Kaum Migran Pengaruhi Ekonomi Global

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 8 Oktober 2015 14:49 WIB

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional IMF, Christine Lagarde berbicara dengan seorang pedagang saat berada di Pisac Artisan Market, Pisac, Peru, 5 Oktober 2015. REUTERS/Stephen Jaffe/Handout via Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) mengumumkan hasil kajian Laporan Monitoring Global 2015/2016 menyebutkan bahwa kaum migran berskala besar yang ditemukan di berbagai tempat di dunia bakal mempengaruhi perekonomian global.

"Dengan perangkat kebijakan yang tepat, era perubahan demografi ini dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi," kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, 8 Oktober 2015.

Menurut Jim Yong Kim, negara-negara dengan tingkat populasi yang menua ("aging population") diharapkan dapat menciptakan cara bagi para pengungsi dan migran untuk berpartisipasi dalam ekonomi mereka.

Hal tersebut, lanjutnya, dinilai bakal bermanfaat bagi semua pihak karena berbagai bukti menyebutkan kaum migran bakal bekerja keras dan berkontribusi lebih banyak kepada pajak daripada beban biaya yang mereka dapatkan dari layanan sosial.

Laporan Bank Dunia-IMF menyatakan bahwa migrasi dari negara miskin ke negara dunia bakal menjadi hal permanen dalam beberapa dekade mendatang.

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa dunia sedang mengalami perubahan populasi besar-besaran yang akan membentuk pembangunan ekonomi yang bisa dimanfaatkan dengan baik dan benar sebenarnya dapat digunakan sebagai upaya mengakhiri kemiskinan ekstrim dan menyebarkan kesejahteraan bersama.

Sebagaimana diketahui, lebih dari 90 persen kemiskinan global terkonsentrasi di negara-negara berpenghasilan rendah dengan populasi yang didominasi kaum muda dan kelompok usia produktifnya berkembang dengan pesat.

Sedangkan pada saat yang bersamaan, lebih dari tiga per empat pertumbuhan ekonomi global dihasilkan di negara-negara berpenghasilan tinggi dengan tingkat kesuburan yang rendah, serta melonjaknya angka manula.

"Pengembangan demografis yang dianalisis dalam laporan itu akan menunjukkan tantangan mendasar bagi pembuat kebijakan di seluruh dunia pada tahun-tahun mendatang," kata Direktur Pengelola IMF Christine Lagarde.

Christine Lagarde menyatakan, penanganan isu arus migrasi bakal menjadi pusat debat kebijakan nasional dan dialog internasional mengenai bagaimana sebaiknya bentuk kerja sama dalam mengatasi tantangan tersebut.

Sementara di Indonesia, Kepala Perwakilan Badan Pengungsi PBB (UNHCR) Indonesia Thomas Vargas mengatakan pihaknya terus berupaya menyatukan kembali anak-anak pengungsi kepada orangtuanya.

"Indonesia saat ini menampung lebih dari 3.600 pengungsi dan pencari suaka anak-anak. Banyak di antara mereka terpisah dari orang tuanya dan mengalami trauma atas pengalamannya," ujar Thomas Vargas saat ditemui di Jakarta, Rabu (7 Oktober 2015).

Karena itu, lanjutnya, mereka membutuhkan bantuan medis dan perawatan khusus lainnya.

"Penyatuan kembali anak-anak kepada orangtuanya juga dilakukan kepada etnis Rohingya yang berada di Aceh," ujar dia.

Hal tersebut dilakukan karena banyak dari keluarga pengungsi yang terpisah berada di Malaysia.

ANTARA

Berita terkait

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

6 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

25 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

26 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

26 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

34 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

50 hari lalu

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

55 hari lalu

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

Shehbaz Sharif, yang kembali menjabat perdana menteri Pakistan untuk kedua kali, telah memainkan peran penting dalam menyatukan koalisi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

55 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

55 hari lalu

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

Shehbaz Sharif mengalahkan Omar Ayub dan kembali menduduki posisi Perdana Menteri Pakistan yang ditinggalkannya pada Agustus tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

56 hari lalu

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud mengkritik program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo-Gibran yang dibahas pemerintah Jokowi saat ini.

Baca Selengkapnya