Presiden Joko Widodo saat memantau pengerjaan proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Patung Pemuda, Senayan, Jakarta, 8 Oktober 2015. Mesin bor Antareja adalah mesin pertama yang dioperasikan dari total empat mesin. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan sistem transportasi massal di Indonesia memasuki peradaban baru, yaitu sistem transportasi di bawah tanah. Oleh sebab itu, ia meminta seluruh pengerjaan subway berjalan tanpa hambatan.
"Kita memasuki peradaban baru, peradaban transportasi massal di bawah tanah. Ini sejarah, karena itu harus kita lihat betul-betul. Ini sejarah, maka saya ingin pekerjaan subway MRT tidak masalah," kata Jokowi saat meninjau proses pengeboran Mass Rapid Transportation di Bundaran Senayan, Jakarta, Kamis, 8 Oktober 2015.
Pagi tadi Jokowi melakukan peninjauan untuk mengetahui sejauh mana proses pengeboran MRT. Ia mengatakan proses pengeboran sudah mencapai 12 meter. Nantinya dalam sehari proses pengeboran bisa mencapai delapan meter. Dalam peninjauan tersebut Jokowi didampingi oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Selain itu, Jokowi mengaku senang dengan proses pengerjaan MRT. Menurut dia, dalam proses pengerjaan banyak terjadi transfer teknologi yang memberikan wawasan baru bagi tenaga ahli lokal. "Ini juga memberikan wawasan baru bagi tenaga-tenaga ahli kita, insinyur kita. Baik terowongan dibor, langsung diberi blok semen, langsung jadi terowongan," katanya.
Mesin bor yang digunakan dinamakan Antareja, tokoh pewayangan yang bisa menembus bumi. Mesin berdiameter 6,7 meter dan berat 323 ton itu digunakan untuk mengebor di jalur MRT dari Patung Pemuda, di kawasan Senayan, hingga kawasan Setia Budi, Kuningan, Jakarta. Pengeboran bawah tanah proyek MRT ini akan berlangsung selama 24 jam setiap hari dengan kecepatan delapan meter per hari.
PT MRT Jakarta menyebutkan proyek MRT Jakarta koridor selatan–utara terbagi dalam dua fase. Fase pertama menghubungkan Lebak Bulus–Bundaran HI, sedangkan fase kedua akan menghubungkan Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Kampung Bandan. PT MRT membutuhkan empat mesin bor untuk membangun enam stasiun bawah tanah di Jakarta.