Ucapannya Dianggap Kritik Jokowi, Ini Klarifikasi Agus Marto  

Reporter

Selasa, 6 Oktober 2015 16:59 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo memeriahkan HUT Kemerdekaan RI dengan berpakaian ala penyanyi rap di kantor Bank Indonesia, Jakarta, 7 Agustus 2015. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengklarifikasi ucapannya yang dianggap mengkritik pemerintah khususnya Presiden Joko Widodo terkait dengan wacana penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), Jumat lalu. Kala itu, Agus mengatakan wacana penurunan BBM jangan digunakan untuk pencitraan, melainkan harus lebih mengutamakan konsistensi dan transparansi penghitungan alasan kenapa harga BBM harus diturunkan.

"Saya tidak bermaksud mengkritik namun justru sebaliknya saya ingin mengapresiasi pihak pemerintah," ujar Agus, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Selasa sore, 6 Oktober 2015. (Lihat video Peningkatan Daya Beli Masyarakat Jadi Fokus Kebijakan Ekonomi Jilid III, Menteri Agus Marto Kritik Presiden)

Agus mengatakan koordinasi Bank Indonesia dengan pemerintah, khususnya otoritas fiskal dalam beberapa bulan ini telah berjalan dengan baik dan sinergis.

Menurutnya, sinergi kebijakan sangat dibutuhkan demi menjaga stabilitas dan memulihkan kondisi perekonomian nasional saat ini. "Langkah-langkah yang telah ditempuh tersebut juga mendapat apresiasi, baik dari pihak domestik maupun global," katanya.

Agar dapat mengatasi permasalahan ekonomi saat ini, pemerintah, Bank Indonesia serta pihak terkait lainnya perlu bersatu dan berkoordinasi mendorong reformasi struktural.

Agus mengungkapkan pihaknya mengapresiasi langkah-langkah reformasi struktural pemerintah Jokowi-JK yang telah dilakukan dengan sangat baik. Hal ini tercermin dari realokasi subsidi BBM pada November 2014, percepatan pembangunan infrastruktur, dan subsidi bunga untuk usaha mikro kecil menengah. Oleh karena itu ia menilai ucapannya kemarin telah disalahartikan.

"Untuk menjaga momentum pertumbuhan, reformasi struktural harus terus dilanjutkan walaupun kebijakan yang harus diambil cenderung tidak populer," kata Agus lagi.
Ia memandang rencana penyesuaian harga BBM masih berupa wacana, belum pada tahap diskusi secara serius di lingkungan pemerintah, terlebih lagi di level Presiden.

Tetapi jika langkah itu nantinya ditempuh, pesan yang harus disampaikan kepada publik menurutnya harus konsisten. "Ini dalam rangka memperkuat dan menyehatkan keuangan negara, supaya defisit dapat terus ditekan, inflasi terkendali, dan rupiah kembali stabil," katanya.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

17 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya