Rupiah Melemah, Agus Marto Diserang Meme  

Senin, 5 Oktober 2015 12:53 WIB

Ilustrasi meme Bank Indonesia (BI). Facebook.com

TEMPO.CO, Jakarta- Pelemahan rupiah yang belum tuntas diatasi merembet menjadi kritik terhadap kinerja Bank Indonesia (BI). Sejak akhir pekan lalu, beredar banyak meme atau gambar-gambar lelucon di media sosial yang mempertanyakan kinerja Gubernur BI, Agus Martowardojo, dalam memimpin bank sentral.

Meme-meme itu beredar di Facebook dan banyak grup WhatsApp. Setidaknya, ada 12 versi meme yang diperoleh Tempo di tengah nilai tukar Rp 14.604 per Dolar Amerika Serikat (AS).

Ada gambar uang kertas Dolar AS dan rupiah yang letoi dengan tulisan “BI loyo lawan dollar.” Ada pula gambar uang pecahan Rp 100 ribu dengan Bung Karno dan Bung Hatta yang menutup wajah mereka, lalu diberi tulisan “Rupiah terpuruk BI malah ngumpet.”

Juga beredar meme bertuliskan “Bank Indonesia Untung Besar Kalau Rupiah Letoy…Pemerintah dan Rakyat yang Menanggung Beban Valas.” Yang lebih menggelikan, ada meme foto wanita yang mengatakan, “BI loyo lawan dollar, kalau kamu?”

Sejatinya, BI sudah menerbitkan sejumlah kebijakan untuk mengatasi anjloknya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS. Pada 28 Agustus lalu, misalnya, BI mengubah batas nilai maksimum pembelian valas melalui transaksi spot yang dilakukan tanpa keperluan tertentu (underlying).

Nilai maksimum dari sebelumnya US$ 100.000 per bulan per nasabah/pihak asing diturunkan menjadi US$ 25.000 atau ekuivalennya per bulan per nasabah. Dengan aturan itu, pembelian valas di atas US$ 25.000 diwajibkan memiliki underlying transaksi berupa seluruh kegiatan perdagangan dan investasi.

BI juga mengatur, apabila nominal underlying transaction tidak dalam kelipatan US$ 5.000, maka dilakukan pembulatan ke atas dalam kelipatan US$ 5.000. Tapi, transaksi yang memiliki underlying, seperti untuk keperluan mengimpor barang, membayar uang sekolah dan biaya pengobatan di luar negeri, atau pembayaran utang luar negeri, tidak akan diberlakukan pembatasan.

Bank sentral kembali mengeluarkan paket kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah pada 30 September 2015 sebagai kelanjutan paket kebijakan 9 September 2015. Paket kebijakan lanjutan tersebut difokuskan pada 3 pilar kebijakan, yaitu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah, serta memperkuat pengelolaan penawaran dan permintaan valuta asing (valas).

BI berharap, sinergi kebijakannya dengan pemerintah dapat memperkuat stabilitas makroekonomi dan struktur perekonomian Indonesia, termasuk sektor keuangan.

JOBPIE SUGIHARTO

Baca juga:
G30S: Alasan Intel Amerika Incar Sukarno, Dukung Suharto
G30S:Kisah DiplomatAS yang Bikin Daftar Nama Target Di-dor!

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

10 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

12 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

18 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya