Seorang model berpose di samping replika kereta api kecepatan tinggi yang dipamerkan oleh Perusahaan China Railway Corporation di Jakarta, 13 Agustus 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunana Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil mengatakan Jepang takkan maju membuat proyek kereta cepat. Sebab, skema yang tawarkan pemerintah Indonesia tak sesuai dengan keinginan Jepang.
"Jepang tak mungkin melakukan dengan B to B," ujar Sofyan di kantornya, Rabu, 23 September 2015. B to B yang dimaksud Sofyan adalah skema proyek murni bisnis. Berlawanan dengan keinginan Jepang yang mengharapkan skema government to government (G to G) yang dijamin negara.
Karena itulah, Sofyan yakin Jepang akan undur diri dari proyek kereta cepat. Pemerintah sudah berkomitmen takkan memberi jaminan sepersen pun dalam proyek ini. "Tak ada urusannya dengan negara dan Bappenas lagi," kata Sofyan.
Lepas dari campur tangan pemerintah, Kementerian Badan Usaha Milik Negara menyatakan akan melanjutkan kereta cepat yang diperebutkan oleh Jepang dan Cina tersebut. Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan akan membentuk konsorsium BUMN sebagai pelaksana pengerjaan proyek.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara (Persero) VIII dihimpun untuk menggarap megaproyek senilai Rp 87 triliun tersebut. “Jadi, pasti jadi tahun ini,” ujar Rini, beberapa waktu lalu.
Seperti dikutip Kantor Berita Antara, Rini mengatakan Cina menyanggupi skema bisnis tanpa adanya jaminan pemerintah. "Mereka bahkan setuju untuk ikut membangun stasiun-nya, disertai alih teknologi. Dengan demikian, karena ini dilakukan secara B to B, maka harus ada keuntungan yang kita dapat, termasuk alih teknologi," ujar Rini di Beijing pekan lalu.
Indonesia Bisa Membuat Kereta Cepat, Pengamat Sebutkan Peluang dan Kebijakan Strategis
19 Oktober 2023
Indonesia Bisa Membuat Kereta Cepat, Pengamat Sebutkan Peluang dan Kebijakan Strategis
Ketua Bidang Perkeretaapian MTI Aditya Dwi Laksana mengatakan pengembangan kereta cepat secara lokal itu sama seperti kondisi di pertambangan yang memerlukan smelter. Artinya, Indonesia masih memerlukan penguatan di dalam negeri.
Izin Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terbit, Kemenhub: Siap Layani Penumpang
1 Oktober 2023
Izin Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terbit, Kemenhub: Siap Layani Penumpang
Izin operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung dikeluarkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 114 Tahun 2023 tentang Izin Operasi Sarana Perkeretaapian Umum PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC).
Bos KCIC Bicara Akses Stasiun Kereta Cepat: Nggak Semua Maksimal Tahun Ini
14 September 2023
Bos KCIC Bicara Akses Stasiun Kereta Cepat: Nggak Semua Maksimal Tahun Ini
Direktur Utama KCIC Dwiana Slamet Riyadi alias Edo memastikan pasti akan ada transportasi massal yang terintegrasi di semua stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).