RJ Lino saat mengikuti rapat dengan Panitia Kerja Pelindo II Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta, 16 September 2015. Lino menggandeng Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan audit keuangan sebagai bentuk transparansi perusahaan. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Mashita membantah pernyataan Direktur Utama Pelindo II RJ Lino yang mengatakan keberadaan kereta pelabuhan tak menguntungkan dan tak efisien bagi pengangkutan barang dari dan ke pelabuhan. Keberadaan kereta api ke Pelabuhan Tanjung Priok justru dinilai sangat bermanfaat bagi pengusaha logistik.
"Pernyataan Dirut Pelindo II RJ Lino salah besar," kata Zaldy dalam keterangan tertulisnya, Senin, 21 September 2015.
Menurut Zaldy, ada dua alasan mengapa kereta api sangat dibutuhkan untuk masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok. Pertama, untuk mengurangi kemacetan yang sangat parah di jalan-jalan akses masuk dan keluar pelabuhan. Kedua, untuk mengurangi biaya transport kontainer dari atau menuju pelabuhan.
Zaldy mencontohkan 4-5 tahun lalu, truk bisa mendapatkan 4 kali trip per hari dari Cikarang ke Priok. Sekarang truk hanya bisa 1,4 kali trip per hari. Akibatnya biaya transportasi menjadi tinggi yakni mencapai Rp 35 ribu per kilometer dibandingkan Rp 20 ribu per kilometer dalam kondisi normal untuk jarak yang sama. "Karena itu dibutuhkan alternatif kereta api untuk mengurangi kemacetan yang membuat biaya transport ke dan dari Tanjung Priok menjadi tinggi," kata Zaldy.
Dengan kereta api dari Cikarang ke Pelabuhan, Zaldy mengatakan, biaya logistik diharapkan bisa ditekan menjadi Rp 25 ribu per kilometer atau hemat 25-30 persen daripada menggunakan truk seperti saat ini. Seandainya harga pengangkutan via kereta sama dengan truk sekalipun, penggunaan kereta api akan lebih menguntungkan dari sisi waktu. "Waktu tempuh dari Cikarang ke Priok sekarang ini bisa mencapai 4-5 jam dan bisa lebih kalau terjadi kemacetan parah," katanya.
Menurut Zaldy, Priok sudah menjadi biang kemacetan Jakarta. Pasalnya, 85 persen truk yang masuk Priok berasal dari kota-kota di luar Jakarta. Ini membuat jaringan jalan di Ibukota menjadi lumpuh. Dia yakin kereta api adalah solusi jangka pendek untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Apalagi biaya investasinya juga tak banyak, "karena relnya sudah ada dan tinggal pakai saja."
RJ Lino sebelumnya mengatakan kereta api pelabuhan tidak efisien. Pernyataan ini diungkapkan setelah Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli datang mendadak ke pelabuhan dan menghancurkan beton penghalang rel kereta di sana.
Indonesia Bisa Membuat Kereta Cepat, Pengamat Sebutkan Peluang dan Kebijakan Strategis
19 Oktober 2023
Indonesia Bisa Membuat Kereta Cepat, Pengamat Sebutkan Peluang dan Kebijakan Strategis
Ketua Bidang Perkeretaapian MTI Aditya Dwi Laksana mengatakan pengembangan kereta cepat secara lokal itu sama seperti kondisi di pertambangan yang memerlukan smelter. Artinya, Indonesia masih memerlukan penguatan di dalam negeri.
Izin Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terbit, Kemenhub: Siap Layani Penumpang
1 Oktober 2023
Izin Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terbit, Kemenhub: Siap Layani Penumpang
Izin operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung dikeluarkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 114 Tahun 2023 tentang Izin Operasi Sarana Perkeretaapian Umum PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC).
Bos KCIC Bicara Akses Stasiun Kereta Cepat: Nggak Semua Maksimal Tahun Ini
14 September 2023
Bos KCIC Bicara Akses Stasiun Kereta Cepat: Nggak Semua Maksimal Tahun Ini
Direktur Utama KCIC Dwiana Slamet Riyadi alias Edo memastikan pasti akan ada transportasi massal yang terintegrasi di semua stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung 1 Oktober, Pakar: Jangan Dipaksakan Jika Belum Siap
9 September 2023
Operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung 1 Oktober, Pakar: Jangan Dipaksakan Jika Belum Siap
Pengamat Transportasi Perkotaan dari Universitas Lampung Aleksander Purba menyarankan jika Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak siap beroperasi pada 1 Oktober 2023, jangan dipaksakan.