Pameran Gelar Produk Unggulan Jatim ini bertajuk "Sukseskan Pasar Dalam Negeri, Kuatkan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, Wujudkan Kedaulatan Ekonomi Jatim" di Plasa Kementerian Perindustrian, Jakarta, (20/11). Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil Ketua Bidang Organisasi Kamar Dagang dan Industri Daerah Istimewa Yogyakarta H.R. Gonang Djuliastono mengatakan tidak semua perusahaan kondisinya buruk karena pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Dia mencontohkan, industri pariwisata dan hotel saat ini dalam keadaan bagus. Sejumlah industri pariwisata justru gencar mencari tenaga kerja.
Gonang menyarankan pemerintah mengantisipasi perusahaan yang berpotensi gulung tikar. Caranya, memberikan kelonggaran dari sisi pajak.
Selain itu, pemerintah hendaknya gencar memperluas kerja sama dengan negara-negara tujuan ekspor, selain Amerika Serikat dan Cina. Negara-negara tujuan ekspor alternatif, seperti Timur Tengah, bisa difasilitasi melalui berbagai pameran dan workshop.
Pemerintah juga perlu memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membuka usaha setelah mengalami pemutusan hubungan kerja. Misalnya memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan berwirausaha serta kelonggaran pajak.
Gonang mencatat, saat ini sejumlah industri tekstil berbahan baku impor telah merumahkan karyawannya.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
3 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.