2.390 sekor sapi yang didatangkan dari Australia tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 2 September 2015. Impor sapi potong dari Australia guna meredam kenaikan harga daging sapi. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah harus mengantisipasi gejolak harga daging sapi setelah Idul Adha. Banyaknya sapi yang dipotong selama hari raya tersebut dapat menimbulkan kelangkaan sesudahnya.
Direktur Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengatakan jumlah sapi yang akan banyak berkurang adalah sapi lokal. "Soalnya, pada hari raya ini, pasokannya tak bisa digantikan sapi impor," kata dia di kantornya, Selasa, 8 September 2015. Baca:Cerita Ahok, Soal Plesir DPR ke Luar Negeri Penuh Manipulasi
Persyaratan sapi yang dipotong untuk kurban haruslah sapi jantan yang tak cacat. Sedangkan sapi yang berasal dari impor kebanyakan sudah dikebiri, ditindik, atau dicap. Untuk itulah, stok sapi lokal banyak menjadi andalan kurban.
Ketua Komite Tetap Sapi Potong dan Perah Kamar Dagang dan Industri Yudi Guntara mengatakan, selama Idul Adha, dengan banyaknya daging sapi yang beredar setelah pemotongan kurban, permintaan pasar akan menurun. Saat permintaan mulai naik lagi, pemerintah harus memikirkan cara untuk mengantisipasi penyusutan stok akibat pemotongan kurban. Simak: Habis Soal Novanto,Wanita Seksi Ini Hebohkan Kampanye Trump?
"Soalnya, stok sapi lokal berkurang, sapi impor di feedloter juga terus menipis," katanya. Potensi kekurangan terutama di daerah Jabodetabek. Sebab, stok suplai daging dari provinsi lain berpotensi merosot.
Sebagai informasi, menurut laporan perusahaan feedloter, stok sapi per minggu keempat Agustus 2015 sebanyak 200.546 ekor sapi bakalan dan sapi lokal 11.470 ekor. Ada stok 8.000 ekor sapi yang baru diimpor Bulog pekan lalu. Saat ini, sapi tersebut masih ada dalam karantina.
Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni
23 hari lalu
Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni
Presiden Joko Widodo alias Jokowi ikut menyalurkan bantuan pangan atau bansos beras di Jambi hari ini. Jokowi mengklaim bantuan ini menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi, utamanya inflasi beras.