Pemerintah Siapkan 4 Opsi Percepatan Pembangunan Kilang Baru  

Reporter

Selasa, 8 September 2015 08:21 WIB

Kilang minyak Pertamina Cilacap. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah segera mengeluarkan beleid pembangunan kilang baru yang tertuang dalam peraturan presiden. Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral IGN Wiratmadja ini, empat opsi diatur dalam Perpres tersebut, sehingga pembangunan kilang menjadi lebih fleksibel.

"10 tahun ke depan Indonesia butuh empat kilang baru yang masing-masing berkapasitas 300 ribu barel per hari." ujar Wiratmadja sebagaimana dilansir situs resmi Ditjen Migas www.migas.esdm.go.id pada Selasa, 8 September 2015.

Rencananya, empat opsi yang tersedia adalah kilang dibangun oleh swasta, kerja sama pemerintah dengan swasta, penugasan khusus kepada PT Pertamina dan dibiayai oleh APBN. Wirat mengatakan, investasi empat kilang memakan biaya hingga US$ 12 miliar.

Wirat menambahkan, dari empat skema ini, kilang paling mungkin dibangun dengan model kerja sama pemerintah dengan badan usaha dan opsi penugasan pada PT Pertamina (Persero). Sebab Pertamina diketahui sudah menyepakati kerja sama pengembangan kilang melalui program New Grassroot Reinery dengan Kuwait Petroleum Company dan beberapa investor lain.

Kilang dibutuhkan guna menekan impor bahan bakar minyak nasional. Tercatat, kebutuhan BBM Indonesia saat ini mencapai 1,36 juta barel per hari. Semenara kilang saat ini hanya mampu memproduksi 719 ribu barel BBM per hari.

Indonesia terakhir membangun kilang pada dekade 1970-an, atau pada lonjakan harga minyak melanda pasar global. Sampai saat ini pun, Pertamina memiliki delapan kilang lama di Dumai, Sungai Pakning, Plaju, Balongan, Balikpapan, Cepu, Balongan, dan Cilacap. Selain Pertamina, kilang swasta lainnnya adalah milik PT TransPacific Petrochemical Indotama dan PT Tri Wahana Universal.

Diketahui, dalam catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal, sampai saat ini permintaan penanaman modal pembangunan kilang minyak di tanah air masih nol. Padahal, sejak awak tahun lalu, pemanis investasi sudah diberikan pemerintah.

Deputi Bidang Pengendalian dan Pengawasan Investasi BKPM Azhar lubis beranggapan seretnya pembangunan kilang disebabkan biaya pembangunan begitu mahal. Satu kilang saja mampu menghabiskan fulus sekitar US$ 3-5 miliar dolar. Margin dari bisnis kilang juga dianggap dia tidak sebesar sektor lain, bila dibandingkan biaya operasionalnya.

Selain itu, ketidakpastian pasokan minyak dari pemerintah juga membuat investor ogah datang. Apalagi saat ini harga minyak dunia terus menurun.

Direktur Pengkajian Energi Universitas Indonesia Iwa Garniwa mengatakan satu-satunya cara agar kilang bisa terbangun adalah dengan menggunakan APBN. Sebab, ekonomi dunia saat ini tengah melambat sehingga iklim investasi seret.

Nantinya, sebagian kas negara bisa digelontorkan ke Pertamina lewat skema penanaman modal negara. Opsi penggunaan kas perseroan dianggap dia tidak layak lantaran Pertamina juga sedang tersengal karena harus menanggung selisih harga BBM bersubsidi.

"Jangan biarkan swasta menguasai investasi kilang. Ini soal hajat hidup orang banyak dan kedaulatan energi," dia berujar.

ROBBY IRFANY

Berita terkait

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

9 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

56 hari lalu

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

16 Oktober 2023

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

MKementerian ESDM akan memberikan bantuan 600 ribu unit rice cooker secara gratis, apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

26 Juli 2023

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

Energi surya memiliki peran strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi khususnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Baca Selengkapnya

5 Provinsi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia

11 Februari 2023

5 Provinsi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia

Inilah 5 Provinsi Penghasil emas terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi

11 Februari 2023

Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi

Kementerian ESDM terus mengembangkan sektor panas bumi untuk menurunkan efek rumah kaca.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM: Ekspor Emas Dihentikan Bertahap

10 Februari 2023

Menteri ESDM: Ekspor Emas Dihentikan Bertahap

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan larangan ekspor emas akan dilakukan secara bertahap.

Baca Selengkapnya

Soal Ekosistem Kendaraan Listrik, Anggota DPR Minta Pemerintah Realistis

7 Februari 2023

Soal Ekosistem Kendaraan Listrik, Anggota DPR Minta Pemerintah Realistis

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno meminta pemerintah realistis dengan target pembentukan ekosistem kendaraan listrik atau EV di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inginkan Power Wheeling Tetap Dipertahankan di RUU EBT, Anggota DPR: Ada Jalan Tengah dengan Pemerintah

6 Februari 2023

Inginkan Power Wheeling Tetap Dipertahankan di RUU EBT, Anggota DPR: Ada Jalan Tengah dengan Pemerintah

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menginginkan skema power wheeling tetap dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang Enerbi Baru dan Terbarukan atau RUU EBT.

Baca Selengkapnya