Inflasi Agustus Tahun Ini 0,39 Persen, Dimana Letak Deflasi?  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 1 September 2015 19:06 WIB

Pejabat baru Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin berbincang santai dengan pejabat lama Kepala BPS, Rusman Heriawan usai acara Pelantikan Kepala BPS di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (21/2). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan laju inflasi Agustus 2015 yang tercatat mencapai 0,39 persen, merupakan tingkat inflasi terendah pada bulan yang sama dalam enam tahun terakhir.

"Inflasi Agustus ini terendah sejak 2010, bahkan kalau mau ditarik lagi ke belakang (inflasi rendah ini) sejak 2007," katanya di Jakarta, Selasa, 31 Agustus 2015.

Suryamin menjelaskan salah satu penyebab inflasi tidak terlalu tinggi pada Agustus 2015, adalah turunnya tarif angkutan darat, laut maupun udara pasca-Lebaran serta rendahnya harga sayuran di beberapa daerah.

"Deflasi terjadi pada sektor transportasi dan barang-barang hasil pertanian, terutama setelah Lebaran kemarin," ujarnya.

BPS mencatat inflasi pada Agustus 2010 sebesar 0,76 persen, Agustus 2011 sebesar 0,93 persen, dan Agustus 2012 sebesar 0,95 persen.

Kemudian pada Agustus 2013 sebesar 1,12 persen dan Agustus 2014 sebesar 0,47 persen.

Suryamin membantah rendahnya inflasi pada Agustus 2015 disebabkan oleh turunnya daya beli masyarakat, karena permintaan terhadap angkutan udara tetap tinggi hingga mencapai 6,4 juta orang, atau tertinggi sejak Januari 2010.

"Kami menduga ini bukan karena daya beli menurun, karena jumlah penumpang yang naik pesawat pada Agustus mencapai 6,4 juta. Dari sini sudah terlihat tingginya permintaan terhadap angkutan udara," jelasnya.

Beberapa komoditas yang menjadi penyumbang deflasi pada Agustus 2015 karena mengalami penurunan harga adalah bawang merah, tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota, tomat sayur, ikan segar, petai, emas perhiasan dan tarif kereta api.

Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga dominan menyumbang inflasi antara lain daging ayam ras, beras, cabai rawit, uang sekolah SD, telur ayam ras, uang sekolah SMP, uang sekolah SMA, dan mie.

Selain itu, nasi dengan lauk, daging sapi, bayam, buncis, kacang panjang, kangkung, cabai merah, soto, rokok kretek filter, tarif kontrak rumah, tarif sewa rumah, tarif listrik, upah pembantu rumah tangga, tarif rumah sakit, uang kuliah, biaya bimbingan belajar dan tarif tol.

ANTARA

Berita terkait

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

9 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

9 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

9 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

9 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

9 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

9 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

28 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

30 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

30 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya