Digeruduk Buruh, BPJS Janji Optimalkan Pelayanan Kesehatan  

Reporter

Rabu, 26 Agustus 2015 22:02 WIB

Seribu buruh Depok berangkat ke Jakarta untuk berdemo di bundaran HI bersama puluhan ribu buruh Jabotabek, 10 Desember 2014. Para buruh menuntut pembatalan kenaikan harga BBM, Perbaikan Pelayanan BPJS, dan jaminan pensiun. TEMPO/Ilham Tirta

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Kantor Wilayah Divisi Regional V Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Jawa Barat, Jenny Wihartini menyatakan akan menyampaikan tuntutan Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPKEP SPSI) Jawa Barat, menuju BPJS pusat.

SPKEP SPSI Jawa Barat sebelumnya melakukan aksi unjuk rasa di depan Kanwil Divisi Regional V BPJS Kesehatan Jawa Barat, Jalan Dr. Junjunan, Kota Bandung, Rabu, 26 Agustus 2015. Sekitar ribuan buruh menuntut masalah pelayanan dan fasilitas yang disediakan BPJS kesehatan yang banyak dikeluhkan oleh para pekerja.

"Kami sudah melakukan audiensi dengan beberapa perwakilan dari buruh ya, aspirasinya kami tampung dan akan kami sampaikan menuju pusat karena memang banyak hal di luar kapasitas kami," ujar Jenny kepada awak media di halaman kantornya, Rabu, 26 Agustus 2015.

Menurut Jenny, diantara aspirasi yang disampaikan paea buruh itu yakni masalah sarana dan prasarana kesehatan di Jawa Barat. Semisal kurangnya jumlah kamar rawat inap di setiap rumah sakit. "Mereka meminta penambahan rumah sakit tipe A," ujarnya.

"Banyak hal disampaikan kaitannya dengan pelayanan dan banyaknya keluhan di rumah sakit masih ada kamar yang penuh, kemudian juga sistem perujukkan misalnya ICU kosong," katanya.

Hal-hal yang bersifat fasilitas, sesungguhnya bukan dalam kapasitas BPJS melainkan wewenang pemerintah pusat. Untuk itu Jenny hanya bisa menampung aspirasi dari buruh yang merasa kecewa dengan kondisi fasilitas yang dirasa masih minim.

"Dalam hal ini banyak kaitannya dengan perubahan regulasi, yang ini di luar kapasitas kami dan kami sifatnya menampung, banyak masukan-masukan positif untuk kami tindak lanjuti menyampaikannya itu ke pihak pemerintah," ucapnya.

Adapun untuk masalah pelayanan BPJS Kesehatan, kata dia, pihaknya akan melakukan tindak lanjut dan tengah berkoordinasi dengan kantor cabang BPJS baik Kota ataupun Kabupaten di Jawa barat. "Hal-hal yang ada di kapasitas kami akan kami tindaklanjuti secara ketat dengan tim kami baik yg ada di cabang kabupaten maupun kota," katanya.

Selain itu, kata dia, serikat buruh meminta agar BPJS Kesehatan bisa menambah posko terpadu yang bertujuan memonitorinh agar masalah pelayanan BPJS Kesehatan lebih terpantau. "Mereka meminta posko itu sampai di tiap Kecamatan," ujar dia.

"Sesungguhnya dalam amanah Undang-undang, ini memang diharuskankan berbentuk UP3, unit pengamanan, pelayanan peserta," katanya. "Disetiap cabang opersional kab/kota kita sudah bikin posko, sekarang tinggal meningkatkan komunikasi dengan SPSI, jadi sebetulnya posko tersebut bukan kita bentuk khusus tapi sudah ada, hanya perlu dioptimalkan saja," kata Jenny.

Sekitar 20 ribu buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPKEP SPSI) se-Jawa Barat melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Wilayah Regional V Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan di Jalan Dr. Junjunan no. 144, Kota Bandung pada Rabu, 26 Agustus 2015.

Pantauan Tempo, akibat banyaknya buruh yang melalukan aksi demo itu, hampir setengah dari bahu jalan dipenuhi oleh para pendemo. Sehingga menyebabkan kondisi lalu lintas di sekitaran Pasteur Kota Bandung padat merayap. Tersendatnya laju kendaraan yang keluar dari pintu tol Pasteur menyebabkan kemacetan yang cukup mengular.

Aksi unjuk rasa itu dimaksudkan dalam rangka menyikapi pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan terhadap para buruh yang dinilai tidak sesuai dengan harapan. Ketua Perwakilan Daerah SPKEP SPSI Jawa Barat, Dardju mengatakan diantara tuntutan yang digulirlan oleh para buruh itu yakni masalah pelayanan dan fasilitas kesehatan bagi buruh tidak sesuai dengan apa yang telah dijanjikan oleh BPJS Kesehatan.

"Hari ini kita mengadakan aksi dalam rangka menyampaikan aspirasi tentang pelayanan BPJS terhadap anggota SPKEP SPSI Jawa Barat," kata Dardju kepada Tempo, diaela kesibukannya memimpin aksi itu.

Menurut Dardju, kondisi yang menimpa buruh dilapangan sangat tidak sesuai dengan regulasi yang diterapkan oleh BPJS Kesehatan. Disatu sisi buruh harus terus membayar iuran BPJS Kesehatan, tapi disisi lain pelayanan kesehatan yang diterima oleh buruh sangat minim sekali.

AMINUDIN A.S

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

1 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

11 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

16 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

21 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

47 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

54 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

55 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

58 hari lalu

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.

Baca Selengkapnya

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

15 Februari 2024

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.

Baca Selengkapnya