Dolar Menguat, Perajin Tempe Mengandalkan Stok  

Reporter

Rabu, 26 Agustus 2015 04:09 WIB

Pekerja merapikan karung di gudang kedelai, Pasar Minggu, Jakarta, 9 Januari 2015. Menurut Gabungan Pengusaha Tahu dan Tempe Indonesia (Gapoktindo) Pengrajin tahu dan tempe membutuhkan 1,8 juta ton kedelai sepanjang 2015. Kebutuhan ini lebih banyak dipenuhi oleh impor ketimbang produksi dalam negeri. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perajin tahu-tempe yang menggunakan bahan baku kedelai impor di Daerah Istimewa Yogyakarta belum menaikkan harga seiring dengan menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Mereka untuk sementara mengandalkan persediaan kedelai impor.

Sekretaris Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia Kabupaten Sleman Wihan Padmanto mengatakan 200, perajin tahu tempe yang berhimpun di koperasi ini memanfaatkan empat ton stok kedelai untuk sepekan. (Lihat Video Industri Kecil yang Terdampak Akibat Melemahnya Rupiah, Pengamat: Rupiah Akan Terus Melemah Hingga AKhir Tahun, Rupiah Terus Melemah Krisis Ekonomi 1998 Bisa Terulang)

Harga kedelai impor dari Amerika Serikat saat ini Rp 7.200 per kilogram. “Kami belum membeli kedelai setelah kurs dolar menguat,” kata Wihan, Selasa, 25 Agustus 2015.

Menurut dia, anggota koperasi segera bertemu untuk membahas fluktuasi nilai tukar dolar terhadap rupiah. Pertemuan itu akan merumuskan langkah perajin tahu-tempe menghadapi kemungkinan harga kedelai yang naik mengikuti kurs dolar.

Wihan mengatakan rata-rata perajin tahu-tempe di koperasi mampu memproduksi 20-30 kilogram kedelai per hari. Mereka menjual tempe dengan harga Rp 4.000 per bungkus di pasar.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah DIY Eko Witoyo mengatakan, belum ada kenaikan harga kedelai impor. Di pasaran harga kedelai impor rata-rata per kilogram Rp 6.850. Sedangkan, kedelai lokal per kilogram Rp 6.300.

Eko berharap harga kedelai impor tetap stabil sehingga tidak menimbulkan gejolak di tingkat perajin tahu-tempe. Harga eceran tertinggi pembelian kedelai yang ditetapkan oleh pemerintah saat ini sebesar Rp 7.600 per kilogram.

Eko mengatakan telah bertemu dengan koperasi tahu-tempe yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk membahas menguatnya nilai tukar dolar terhadap rupiah. Bila dolar terus menguat, Eko khawatir perajin harus menanggung biaya produksi dalam jumlah besar.

Indonesia mengimpor 70 persen kedelai. “Kami akan koordinasi dengan pemerintah pusat bila harga kedelai impor tak terbendung,” kata Eko.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

7 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

7 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

8 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

8 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

9 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

14 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Erina Gudono Dijagokan Gerindra Jadi Calon Bupati Sleman, Ini Profil Kabupaten Sleman

49 hari lalu

Erina Gudono Dijagokan Gerindra Jadi Calon Bupati Sleman, Ini Profil Kabupaten Sleman

Kabupaten Sleman adalah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain panorama, Kabupaten Sleman juga kaya akan warisan budaya yang menakjubkan.

Baca Selengkapnya