Pekerja memindahkan semen ke atas kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, 27 April 2015. Mengacu data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen kuartal I-2015 hanya 13,6 juta ton. Angka ini turun ketimbang periode yang sama 2013 sebanyak 14,07 juta ton. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta produsen semen tetap menjaga produksi meski permintaan tengah menurun. Hingga Juni 2015, permintaan menurun 3,3 persen bila dibandingkan periode sebelumnya.
“Namun kita tetap optimistis. Laju rata-rata pertumbuhan permintaan semen dalam lima tahun terakhir terus membaik,” katanya melalui siaran pers yang diterima Tempo pada Senin, 24 Agustus 2015. Kementerian Perindustrian mencatat, dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan mencapai 9,1 persen per tahun.
Kapasitas produksi semen pada 2015 juga jauh meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya. Tercatat, kapasitas produksi tahun ini sebesar 82,45 juta; sementara periode sebelumnya hanya 66,20 juta. Ada peningkatan sebesar 24,54 persen.
Menteri Saleh berharap peningkatan kapasitas ini juga dibarengi dengan penguatan distribusi. Dengan demikian, produsen tak akan keteteran kala permintaan kembali meningkat saat perekonomian membaik.
Semen merupakan salah satu bahan pendukung krusial dalam pembangunan infrastruktur. Ia juga mendorong para pelaku industri semen untuk meluaskan jalur distribusi hingga kawasan Indonesia timur.
“Pembangunan fasilitas penunjang industri semen ini akan membantu mengurangi biaya logistik,” ujarnya. Dengan demikian, pembangunan di kawasan tersebut, yang selama ini terkendala mahalnya biaya distribusi dan kurangnya pasokan, dapat lebih cepat terwujud.