Gubernur BI Agus DW Martowardojo, resmikan penerbitan uang NKRI pecahan seratus ribu rupiah di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 18 Agustus 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia kembali mempertahankan BI Rate sebesar 7,5 persen dengan suku bunga deposit facility 5,5 persen dan lending facility pada level 8 persen. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan keputusan itu sejalan dengan upaya membawa inflasi menuju pada kisaran sasaran sebesar 4 plus minus 1 pada 2015 dan 2016.
"Fokus kebijakan Bank Indonesia dalam jangka pendek diarahkan pada langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian perekonomian global dengan mengoptimalkan operasi moneter, baik di pasar uang rupiah maupun pasar valuta asing," kata Agus di kantornya, Selasa, 18 Agustus 2015.
Bank sentral, kata Agus, terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makro-ekonomi, khususnya pada stabilitas nilai tukar dan stabilitas sistem keuangan dalam mendukung kesinambungan perekonomian.
Selain itu, BI terus memperkuat kooridnasi dengan pemerintah dalam mempercepat stimulus fiskal. Hal ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta melanjutkan berbagai kebijakan strukural yang menjadi kunci perbaikan prospek ekonomi Indonesia ke depan.