Hingga Akhir Tahun Ini Neraca Pembayaran Belum Bisa Surplus

Reporter

Sabtu, 15 Agustus 2015 22:01 WIB

Seorang pengunjung melintas di depan poster gambar Pelabuhan Indonesia dalam acara Indonesia International Infrastructure and Exhibition, Jakarta Convention Centre, Rabu (13/11). Kinerja ekspor Indonesia pada 2013 diperkirakan belum dapat pulih sepenuhnya setelah mengalami defisit neraca perdagangan beberapa kali sepanjang 2012 sedangkan perkembangan impor barang ke Indonesia diperkirakan akan tetap meningkat. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berbalik defisit pada kuartal II/2015, neraca pembayaran Indonesia (NPI) diproyeksikan tidak bisa kembali surplus hingga akhir tahun karena gejolak pasar keuangan masih belum bisa stabil.


Pakar ekonomi politik Ichsanuddin Noorsy mengatakan gejolak pasar keuangan masih dibayangi ketidakpastian global. Sementara, di saat yang bersamaan, transaksi berjalan (current account) masih dalam posisi defisit meskipun menciut sejalan dengan perlambatan ekonomi nasional.


“Selama imbal hasil di Indonesia tidak menguntungkan portofolio investment kabur. Terpukul lagi neraca pembayarannya,” katanya di sela-sela diskusi, Sabtu (15 Agustus 2015).


Menurutnya, ada tiga kondisi yang masih akan berpengaruh besar pada pasar keuangan global yang berimbas pada tertekannya kembali nilai tukar rupiah. Pertama, keputusan penaikkan suku bunga the Federal Reserve.


Kedua, persetujuan atau penolakan kongres terhadap kesepakatan Presiden Amerika Serikat Obama dengan Iran terkait kesepakatan nuklir. Menurutnya, hasil kongres akan memengaruhi permasalahan produk dan harga minyak.


Advertising
Advertising

Seperti diketahui, baru-baru ini Obama melancarkan upaya untuk mempertahankan kesepakatan nuklir Iran serta memperingatkan potensi terjadinya perang di Timur Tengah apabila Kongres menghalangi kesepakatan tersebut.


Ketiga, situasi perang antara Amerika Serikat dan Rusia diikuti pemulihan Uni Eropa. “Kalau ini terjadi, rupiah kena, jadi bukan hanya pada currency war semata tapi juga ICP war. Ini sudah masuk economics war,” tegasnya.


Dalam data NPI kuartal II yang dirilis Bank Indonesia (BI) kemarin (14 Agustus 2015) disebutkan defisit transaksi berjalan menyempit di posisi US$4,5 miliar dari posisi periode yang sama tahun lalu US$9,6 miliar.


Namun, di saat yang bersamaan, surplus dari transaksi modal dan finansial juga ikut tergerus dalam menjadi US$2,5 miliar dari posisi tahun lalu senilai US$13,9 miliar. Bahkan posisi kuartal I/2015 masih mencatatkan surplus US$6,3 miliar.


Penyempitan surplus modal dan finansial tersebut pada akhirnya tidak dapat membiayai sepenuhnya CAD kendati sudah ikut turun sejalan dengan perlambatan ekonomi nasional. Kondisi ini membuat neraca keseluruhan kembali US$2,93 miliar.


Ichsanuddin menyatakan dari sisi investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI) pun tidak bisa ikut menolong dalam waktu dekat. Kondisi ini dikarenakan adanya peningkatan jeda waktu antara kejahatan satu dengan yang lainnya, masih adanya konflik sosial, dan masih berantakannya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah yang berimbas pada iklim investasi.


BISNIS.COM

Berita terkait

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

6 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

14 hari lalu

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

28 Februari 2024

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

2 Februari 2024

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

PT Pegadaian dinobatkan sebagai Diamond Living Legend Company in Realizing Society Welfare Through Innovative and Inclusive Products and Services

Baca Selengkapnya

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

19 Desember 2023

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat lebih kuat dari target yang ditentukan

Baca Selengkapnya

Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

19 Desember 2023

Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi.

Baca Selengkapnya

Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

14 Desember 2023

Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023

Baca Selengkapnya

CORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI

12 Desember 2023

CORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan krisis sektor properti di Cina sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia, terutama pada kinerja ekspor.

Baca Selengkapnya

Kebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

8 Desember 2023

Kebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

Kebijakan fiskal memiliki peranan penting sabagai penjaga stabilitas nasional sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pamer Ekonomi RI Stabil 5 Persen ke Kepala Negara Lain: Kita Bangga Banget

29 November 2023

Jokowi Pamer Ekonomi RI Stabil 5 Persen ke Kepala Negara Lain: Kita Bangga Banget

Jokowi bangga dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang tumbuh di kisaran 5 persen. Ia menyebut dirinya memamerkan hal itu kepada kepala negara lain.

Baca Selengkapnya