BI: Devaluasi Yuan Juga Berimbas ke Rupiah

Reporter

Selasa, 11 Agustus 2015 19:23 WIB

Petugas melakukan aktivitas bongkar muat di tempat penarikan dan penyetoran uang di basement gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Rabu (1/8). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Devaluasi Yuan sebesar 2 persen turut berdampak pada nilai tukar rupiah yang pada perdagangan hari ini turun 0,41 persen diangka 13.607. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan pelemahan akibat manuver Cina tersebut tak terhindarkan.

"Hampir semua mata uang melemah," ujar Mirza dalam keterangan resminya hari ini, Selasa, 11 Agustus 2015. Selain pergerakan Yuan tersebut, Dolar Amerika Serikat tetap saja menunjukkan tajinya sebagai sentimen utama pelemahan mata uang dunia.

Menurut Mirza, setidaknya, Rupiah tak terkoreksi begitu parah di region Asia. Pernyataan Mirza merujuk pada pelemahan dollar Singapura, won Korea Selatan, dolar Taiwan, dan bath Thailand yang turun melebihi prosentase pelemahan rupiah (di atas 0,41 persen).

Mirza mengklaim, rupiah kini, masih cukup kompetitif dan kuat, terutama pada ketatnya kompetisi ekspor manufaktur. Nilai tukar rupiah terhadap sektor pariwisata, ujar Mirza, juga masih kompetitif untuk menarik wisatawan.

"Kami yakin hal ini bersifat sementara," kata Mirza. Pun dia menjamin bank sentral negara akan terus memantau pergerakan rupiah dan takkan segan-segan melakukan intervensi untuk menekan volatilitas nilai tukar.

Ekonom dari Institute For Development of Economics and Finance, Enny Sri Hartati mengatakan hal ini akan menjadi tantangan berat bagi Indonesia. "Khususnya untuk pak Gobel," katanya ketika dihubungi.

Menurutnya, devaluasi yuan ini akan mematik banjir impor produk dari Cina karena harganya yang turun. Hal tersebut berujung pada potensi makin membengkaknya defisit neraca belanja antara Cina dan Indonesia.

Penekanan impor dan peningkatan ekspor industri, ujarnya, menjadi solusi untuk menekan defisit di tengah jatuhnya sektor komoditas. "Kalau defisit semakin melebar, nilai tukar juga semakin riskan," katanya.

ANDI RUSLI

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

22 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya