Diprediksi 7 Kecamatan di Kulon Progo Terancam Kekeringan

Reporter

Selasa, 28 Juli 2015 22:00 WIB

Warga mengambil air di Sungai Cipamingkis yang sudah mulai mengering di Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat, 26 Juli 2015. Menurut warga, wilayah tersebut sudah mulai mengalami kekeringan dalam tiga bulan terakhir. ANTARA/Risky Andrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memprediksi 118 dusun di tujuh kecamatan akan mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih selama kemarau 2015.

Kepala BPBD Kulon Progo Untung Waluyo di Kulon Progo, Senin (27 Juli 2015), mengatakan enam kecamatan tersebut yakni Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, sebagian Sentolo, sebagian Pengasih dan sebagian Nanggulan.

"Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMGK) Yogyakarta kekeringan diperkirakan sampai November. Pada Agustus, September dam Oktober merupakan puncak kekeringan di Kulon Progo," kata Untung.

Untuk mengantisipasi kekeringan, kata Untung, pihaknya telah mengumpulkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti PMI, pemerintah kecamatan, Dinsosnakertrans, dan PDAM. Hasil pertemuan, mereka siap mendistribusikan air bersih di daerah-daerah yang membutuhkan air bersih.

"Kami telah menyiapkan lima tangki yang siap mendistribusikan air bersih," kata dia.

Meski demikian, ia mengatakan, hingga saat ini belum banyak proposal permintaan air bersih dari masyarakat. Sejauh ini baru 10 titik yang meminta air bersih sebelum lebaran yakni dari warga Kecamatan Kokap, Girimulyo, Sentolo satu titik dan Nanggulan satu titik.

"Kami memperkirakan, permintaan air bersih akan naik diperkirakan terjadi pada Agustus," katanya.

Namun pihaknya belum bisa menetapkan Kulon Progo siaga bencana sebelum ada surat resmi BMKG Yogyakarta yang menyatakan kemarau panjang.

Ia juga mengatakan bahwa untuk meminimalisir jumlah kekeringan di Kulon Progo, BPBD DIY telah membangunkan tempat penampungan air dan pipanisasi di tiga titik yakni Jatimulyo (Girimulyo), Gerbosari (Samigaluh) dan Sentolo.

Meski demikian, dalam pengoptimalan sumber mata air ini seringkali juga menghadapi kendala yakni debit air yang masih kecil hingga sumber mata air di desa tertentu yang dimanfaatkan untuk desa lain.

"Dengan adanya pipanisasi, dropping air ke daerah kekeringan jauh berkurang, dan daerah kekeringan juga berkurang. Kami berharap, ada bantuan dari BPBD DIY ataupun BNPB, minimal satu atau dua titik pipanisasi," katanya.

Dia mengatakan apabila setiap tahun Kabupaten Kulon Progo mendapat satu atau dua titik pipanisasi, persoalan kekeringan di wilayah ini akan cepat teratasi.

"Pada 2015, baru satu kecamatan yang telah mengajukan bantuan pemanfaatan sumber air bersih yakni Kecamatan Kalibawang," katanya.


ANTARA

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

13 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

37 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

43 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

47 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

49 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

54 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

58 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

2 Maret 2024

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya