Kapal Titanic pada saat dibangun pada 1909 sampai 1911 oleh galangan kapal Harland and Wolff di Belfast. Foto ini aslinya hitam putih, oleh editor foto Russia Anton Logvynenko diberi warna. dailymail.co.uk
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengundang investor Cina untuk membangun kapal di Indonesia guna mendukung pengembangan sektor maritim.
"Promosi tersebut dilakukan bersama dengan Bank of China dan China Classification Society, sehingga peserta yang hadir benar-benar para pelaku di sektor tersebut yang sudah terseleksi," kata Kepala Desk Cina BKPM Harri Susanto, Rabu, 8 Juli 2015.
Promosi investasi tersebut dilakukan di dua wilayah, yakni Zhejiang dan Fujian, mulai 8 hingga 10 Juli 2015. "Dipilihnya dua lokasi tersebut berdasarkan pada masukan dari pihak Cina, yang sangat paham dengan tempat serta pelaku industri di sektor galangan kapal," ucap Harri.
Ia berujar, Indonesia membutuhkan 1.500 unit kapal dengan berbagai kategori dan nilai investasi sebesar US$ 13,4 miliar. Saat ini terdapat 250 galangan kapal di Indonesia yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Batam.
"Selain itu, 70 persen kebutuhan komponen kapal di Indonesia masih harus diimpor. Karena itu, kita membutuhkan investor untuk industri galangan kapal," tutur Harri.
Adanya investor, kata Harri, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pad impor barang sekaligus membantu memperbaiki neraca perdagangan Indonesia bila komponen tersebut dapat dihasilkan di Indonesia.
"Terlebih presiden juga telah menginstruksikan pelarangan pembelian kapal dari luar negeri, agar industri galangan kapal dalam negeri dapat berkembang," ucapnya.
Secara umum, target kerja sama Indonesia-Cina hingga 2020 adalah neraca perdagangan sebesar US$ 150 miliar, investasi Cina di Indonesia sebesar US$ 80 miliar, dan jumlah kunjungan turis mencapai sepuluh juta orang.
Rekam Jejak Menteri Bahlil Lahadalia yang Diduga Jual-Beli Izin Tambang
54 hari lalu
Rekam Jejak Menteri Bahlil Lahadalia yang Diduga Jual-Beli Izin Tambang
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, melaporkan Tempo ke Dewan Pers pada Senin lalu. Berikut ini rekam jejak Bahlil Lahadalia hingga menjadi Menteri Investasi.