Jokowi Minta Indonesia Manfaatkan Energi Terbarukan
Editor
Zed abidien
Minggu, 5 Juli 2015 14:21 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia membutuhkan potensi energi baru untuk menunjang pasokan listrik dalam negeri. Menurut dia, potensi energi yang bersumber dari panas bumi, angin, ombak, matahari, dan biomassa harus diprioritaskan untuk menambah pasokan energi listrik.
"Nanti potensi energi ada dari angin, ombak, matahari, dan biomassa. Meskipun biayanya lebih mahal sedikit, saya anggap tak ada masalah," ujar Jokowi saat memberikan sambutan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 5 PT Pertamina di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Ahad, 5 Juli 2015.
Namun, ucap Jokowi, pemanfaatan terhadap sumber energi tersebut masih minim. Salah satu sebabnya, investasi yang dibutuhkan lebih mahal daripada membangun dan memanfaatkan pembangkit listrik menggunakan bahan bakar batu bara dan gas bumi yang berbahan bakar fosil. "Nanti kita berikan intensif khusus," tuturnya.
Menurut Jokowi, pemerintah memiliki target sumber energi sebesar 35 ribu megawatt dalam waktu lima tahun ke depan. Sementara itu, di sektor panas bumi saja, Indonesia memiliki potensi energi sebesar 28 ribu megawatt. Meskipun itu baru dimanfaatkan sebesar 5 persen. "Itu kebutuhan yang harus kita kejar bahwa target 35 ribu ini bukan main-main, selalu saya pantau," katanya.
Jokowi menjelaskan, apabila Indonesia mampu memanfaatkan potensi energi yang dimiliki, ia menjamin masyarakat Indonesia tidak akan banyak mengeluhkan tentang kekurangan atau pemadaman listrik. "Kita memiliki kekuatan dan potensi yang luar biasa. Jangan hanya fokus pada batu bara. Nanti kalau habis, bingung kita," ujar Jokowi.
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 5 berkapasitas 1 x 35 megawatt yang dibangun dengan investasi senilai US$ 104 juta itu telah mengalirkan listrik kepada PT PLN (Persero) sejak 29 Juni 2015 pukul 00.00 WIB. Pengaliran Ini lebih cepat dua bulan dari kontrak.
Selain mengoperasikan PLTP Kamojang unit 5, Pertamina tehgah menggarap proyek pengembangan panas bumi di daerah lain, seperti Karaha di Jawa Barat, Lampung, Sumatera Utara, dan Bengkulu.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menuturkan proyek-proyek tersebut akan mulai beroperasi komersial secara bertahap mulai 2015 hingga 2019.
"Dengan tuntasnya proyek-proyek tersebut, Pertamina akan memiliki kapasitas sebesar 907 megawatt pada 2019 dan dapat menghemat penggunaan BBM sekitar 43 ribu barel per hari," ucap Dwi.
IQBAL T. LAZUARDI S.