TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mayora berencana melantai di bursa efek lima tahun mendatang.
Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij menuturkan, sebelum perseroan memutuskan untuk melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran perdana saham, banyak persiapan yang harus dilakukan. "Dari segi infrastruktur, sumber daya manusia (SDM), good corporate governance (GCG), juga kinerja perusahaan harus diperbaiki sebelum IPO," ujarnya di Jakarta, Jumat malam, 3 Juli 2015.
Saat ini, Irfanto menyebutkan, perseroan berfokus mengembangkan sistem teknologi informasi. Bank Mayora tengah bersiap melakukan migrasi core banking system pada semester II tahun ini.
Core banking system yang baru ini diharapkan semakin mendukung pertumbuhan fee based income dan jaringan e-channel bank, sehingga profibilitas bank semakin kuat ke depannya.
Adapun per semester I/2015, Bank Mayora berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 18,77 miliar atau naik sebesar 101,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 9,31 miliar.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.