Sektor Properti Kuartal I/2015 Melambat, Ini Sebabnya

Reporter

Rabu, 1 Juli 2015 22:01 WIB

Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan apartemen di kawasan Arteri Pondok Indah, Jakarta,(05/12). Meskipun krisis global tengah melanda, sejumlah pembangunan properti di Jakarta tetap berjalan normal. TEMPO/Ayu Ambong

TEMPO.CO, Jakarta - Pada semester awal 2015, hampir semua jenis industri termasuk properti mengalami perlambatan.


Mengutip hasil riset lembaga properti Cushman and Wakefield Indonesia menguatkan gambaran kelesuan bisnis properti, khususnya di kawasan Jabodetabek. Data menunjukan dari 185.181 unit suplai apartemen statata tittle yang masuk Jabodetabek, pasar hanya mampu menyerap 64,4% pada kuartal I/2015.

Menurut Sekjen Persatuan Perusahaan Realestate Indonesia (REI) Hari Raharta kelesuan pasar disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah kondisi makro nasional yang mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2015 hanya sebesar 4,71%, atau 0,5% lebih rendah dari periode sama tahun 2014.

Selanjutnya, keperkasaan dollar semakin mendepresiasi nilai tukar terhadap rupiah, sehingga mendorong naiknya harga bahan bangunan, dan berdampak pada kenaikan harga jual properti.

“Dua kondisi tersebut membuat perilaku pasar lebih memilih memenuhi kebutuhan sehari-hari karena harganya ikut naik, daripada membeli properti,” tuturnya dalam sebuah diskusi properti pekan lalu.

Sementara itu, sambung Hari, sejumlah kebijakan dinilai masih memberatkan pengembang propeti dan masyarakat sebagai konsumen. Pertama, suku bunga acuan BI yang masih tinggi di level 7,5% menyebabkan suku bunga untuk KPR dan KPA berpotensi di kisaran dua digit. Kedua, tidak adanya sistem KPR inden, dan ketiga, perubahan peraturan perpajakan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang masih simpang siur, serta penetapan batasan barang sangat mewah senilai Rp5 miliar.

“Memang yang agak mengganggu atau salah satu yang menghambat ialah bunga tetap tinggi. Kemudian tadinya KPR inden bisa, jadi tidak. Pelonggaran LTV kita harapkan bisa menggerakan lagi dan terakhir yang dikawatirkan ialah masalah pajak. Pajak belum dicetuskan tapi selalu didengungkan. Dan menurut kami inilah yang sangat besar pengaruhnya terhadap pasar. Orang mau beli jadi menahan,” terangnya.

Asosiasi pun sedang mengupayakan apakah batas bawah pajak sangat mewah bersifat sementara, sehingga dapat direvisi kembali. Secara logika, seharusnya batasan harga naik dari angka sebelumnya sebesar Rp10 miliar bukannya turun.

“Kita sudah menanyakan darimana penentuan Rp5 miliar, dan ternyata susah . Tidak ada yang menguraikan secara detail. Poinnya ialah menggenjot pendapatan melalui pajak. Bagaimanapun, sebagai warga negara yang juga hidup dari pajak, kita wajib mengikuti,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Pakuwon Jati Tbk. Stefanus Ridwan menyoroti pada periode 2015-2018, sektor apartemen mengalami tantangan dari berlimpahnya suplai, sehingga persaingan antar developer semakin ketat. Namun, hal yang menjadi masalah utama ialah sulitnya sertifikasi satuan rumah susun (sarusun) yang berada dalam superblok.

"Kalau dulu, sertifikat bisa dipecah apartemen sendiri, kantor sendiri, tetapi sekarang tidak bisa. Makanya seluruh apartemen di Indonesia yang terintegrasi dalam superblok belum memiliki sertifikat," ujarnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024

53 hari lalu

Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024

Alex Villas Group memprediksi bisnis properti di Bali akan menguat pada 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif CEO Rumah123 Wasudewan: Rumah Tapak Masih jadi Favorit

56 hari lalu

Wawancara Eksklusif CEO Rumah123 Wasudewan: Rumah Tapak Masih jadi Favorit

Kepada Tempo, CEO Rumah123, Wasudewan menyebutkan dalam tiga tahun terakhir, tren pencarian properti tak banyak berubah. Simak wawancara lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Harga Hunian Naik Tapi Penjualan Tetap Meningkat, Mayoritas Beli dengan KPR

19 Februari 2024

Harga Hunian Naik Tapi Penjualan Tetap Meningkat, Mayoritas Beli dengan KPR

Bank Indonesia mencatat adanya kenaikan harga properti jenis hunian di pasar primer pada kuartal IV 2023. KPR jadi sumber pendanaan pembelian.

Baca Selengkapnya

Investasi Properti: Pengertian, Jenis, dan Keuntungan

30 Oktober 2023

Investasi Properti: Pengertian, Jenis, dan Keuntungan

Investasi properti kini semakin dilirik karena nilainya yang terus naik. Namun, sebelum berinvestasi wajib mengetahui jenis dan keuntungannya.

Baca Selengkapnya

5 Cara Investasi Properti yang Mudah untuk Pemula

25 Oktober 2023

5 Cara Investasi Properti yang Mudah untuk Pemula

Penting bagi pemula memahami cara investasi properti dengan strategi cerdas agar tidak merugi dan mendapat untung. Mari simak tipsnya.

Baca Selengkapnya

Pengertian dan Peran PPJB dalam Transaksi Jual Beli Properti

12 September 2023

Pengertian dan Peran PPJB dalam Transaksi Jual Beli Properti

PPJB adalah dokumen penting dalam transaksi properti di Indonesia. Apa itu PPJB beserta peran dan contohnya? Simak penjelasannya ini.

Baca Selengkapnya

Lika-liku Taipan Srettha Thavisin yang Kini Jadi Perdana Menteri Thailand

23 Agustus 2023

Lika-liku Taipan Srettha Thavisin yang Kini Jadi Perdana Menteri Thailand

Srettha Thavisin, pimpinan salah satu pengembang real estate terbesar di Thailand, terpilih sebagai perdana menteri pada Selasa, 22 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya

Profil Aguan Sugianto yang Gelontorkan Puluhan Miliar untuk Aloha PIK 2

10 Agustus 2023

Profil Aguan Sugianto yang Gelontorkan Puluhan Miliar untuk Aloha PIK 2

Pebisnis Aguan Sugianto telah menggelontorkan investasi puluhan miliar rupiah untuk pembangunan Aloha PIK 2. Siapakah sosok Aguan ini?

Baca Selengkapnya

MRT Jakarta Tangkap Peluang Bisnis Properti di Kawasan TOD

1 Juni 2023

MRT Jakarta Tangkap Peluang Bisnis Properti di Kawasan TOD

MRT Jakarta belajar dari pengembangan bisnis kereta bawah tanah yang dikelola LTA Singapura dan MTR Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi, Agung Podomoro Pede Penjualan Tumbuh Positif: Konsumen Berbondong-bondong

20 Februari 2023

Ancaman Resesi, Agung Podomoro Pede Penjualan Tumbuh Positif: Konsumen Berbondong-bondong

Direktur Pemasaran Agung Podomoro, Agung Wirajaya, yakin sektor properti masih akan tumbuh positif meskipun ada ancaman resesi global yang mengintai.

Baca Selengkapnya