Industri Retail Tanah Air Terangkat oleh Jakarta Fair

Reporter

Jumat, 12 Juni 2015 13:16 WIB

Pengunjung memadati stand pada pameran "Mother & Baby Fair 2014" di Balai Kartini, Jakarta, 26 September 2014. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta Fair Kemayoran (JFK), sebagai pameran multiproduk terbesar di Indonesia, berperan menggerakkan perekonomian di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berdampak pada industri retail.

JFK 2015 membawa harapan baru dalam membangkitkan kembali gairah industri retail. Pasalnya, pameran yang sudah ada sejak lama ini setiap tahun telah membuktikan perannya dengan catatan nilai transaksi yang cukup fantastis.

Pada perhelatan tahun lalu, nilai transaksinya tercatat hampir mencapai Rp 5 triliun. Sedangkan tahun ini, dengan masa pameran yang lebih lama, yakni 38 hari, penyelenggara menargetkan nilai transaksi Rp 5 triliun.

Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, mengatakan, dengan total nilai transaksi begitu besar, JFK tentu sangat berpengaruh dan memulihkan kinerja para pelaku industri retail. Terlebih setelah didera perlambatan pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 4,71 persen pada kuartal pertama tahun ini.

"Pastinya mereka (pelaku industri retail) akan ada peningkatan omzet. Sebab, Jakarta Fair Kemayoran itu pameran multiproduk dan gaungnya cukup besar," kata Enny dalam rilis pers Media Center JFK yang diterima Antara News di Jakarta, Jumat, 12 Juni 2015.

Menurut dia, JFK juga bisa menjadi wadah untuk menjual hasil produksi yang tersisa dalam beberapa bulan ke belakang. Tentunya juga dengan menggunakan metode promo yang menarik.

Dengan kembali tumbuhnya industri retail, JFK pun dinilai mampu menyumbang pergerakan perekonomian, khususnya untuk DKI Jakarta. "Pasti Jakarta Fair ini ada pengaruhnya untuk perkembangan ekonomi. Tidak mungkin kalau tidak," ujarnya.

ANTARA

Berita terkait

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

10 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

41 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

42 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

42 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

42 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

42 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

55 hari lalu

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

56 hari lalu

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef Beberkan Penyebab Harga Pangan Naik, Mulai dari Pemilu hingga Ramadan

56 hari lalu

Ekonom Indef Beberkan Penyebab Harga Pangan Naik, Mulai dari Pemilu hingga Ramadan

Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani membeberkan sejumlah faktor penyebab naiknya harga kebutuhan pokok,

Baca Selengkapnya