TEMPO.CO, Jakarta – Pada era persaingan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, usaha kecil dan menengah Indonesia dinilai masih tertinggal dibanding dengan usaha-usaha regional.
Meski demikian, CEO Bhineka.com Hendrik Tio mengatakan UKM Indonesia memiliki keunggulan dalam hal pengetahuan akan selera pasar terkini.
"Kesiapan secara teknologi dan pengetahuan saya lihat UKM kita sangat tidak siap. Tapi kita punya satu keunggulan yang tidak dimiliki usaha dari negara lain. Kita kenal siapa kita dan kita kenal siapa market kita. Kalau kita maksimalkan itu akan jadi sesuatu yang luar biasa," kata Hendrik di sela-sela Small Medium Business (SMB) Day 2015 guna mendukung UKM Indonesia dalam persaingan MEA di Jakarta, Rabu, 27 Mei 2015.
Hendrik menambahkan, dalam rangka mendukung kemajuan UKM, pemerintah juga diimbau agar memberikan insentif. Salah satunya berupa pembangunan infrastruktur untuk mengurangi biaya transportasi.
"Kalau jalanan sudah bagus, kita kan bisa mengurangi biaya transportasi dan juga bisa menjual barang dengan harga lebih murah pada konsumen yang ada di luar pulau, sehingga nanti meningkatkan penjualan," ujarnya.
Seminar SMB Day 2015 diikuti sekitar seratus UKM dengan berbagai latar belakang bidang usaha. Seusai seminar, Hendrik mengatakan nantinya UKM tetap akan diberi pendampingan, baik dalam hal teknis maupun pengetahuan.
Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran
8 hari lalu
Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran
TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.