Yogyakarta Siapkan Dua Pasar Sentra Batu Akik  

Reporter

Editor

Zed abidien

Minggu, 24 Mei 2015 16:34 WIB

Ilustrasi penjual batu akik. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta membidik dua pasar tradisional untuk bisa disulap dan diberi zona khusus pameran batu akik menyusul booming batu akik saat ini.

"Demam batu akik ini sepertinya awet dan stabil. Kami siapkan dua pasar tradisional untuk uji coba dengan memberi zona batu akik," ujar Kepala Badan Pengembangan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta Rudi Firdaus, Minggu, 24 Mei 2015.

Dua pasar tradisional yang dibidik yakni Pasar Klitikan Pakuncen dan Pasar Beringharjo di Malioboro. Di Pasar Klitikan, sebelum membuat zona khusus itu, pemerintah akan menggelar pameran batu akik pada 24-31 Mei 2015.

"Kami sediakan 60 stand untuk pameran di Pakuncen, rencananya tiap tiga bulan dalam tahun ini kami gelar pameran dulu sebelum membangun zona khusus tahun depan," ujar Rudi.

Pasar Klitikan Pakuncen selama ini hanya memiliki sekitar sepuluh pedagang batu mulia, sehingga kurang bergaung kala menggelar pameran. Pemerintah pun sengaja menyediakan zona khusus dan pameran berkala guna menarik para pedagang batu mulia yang masih tersebar di sejumlah titik kota agar bisa berkumpul di area itu.

Padahal, dari 33 pasar tradisional di Kota Yogyakarta, pasar yang dihuni 700 pedagang itu menerima kunjungan dan transaksi harian yang cukup tinggi, bahkan masuk tiga besar tertinggi di Yogyakarta setelah Pasar Beringharjo di Jalan Malioboro dan Pasar Giwangan, dengan putaran uang transaksi harian Rp 2 miliar. "Jika ada zona tambahan batu mulia, omzet harian di Pasar Pakuncen juga semakin tinggi," ujar Rudi.

Dalam pameran kali ini, Pasar Klitikan tak membatasi peserta guna menarik minat pembeli dan kolektor batu mulia. Pedagang batu mulia dari Jawa Barat, Jawa Tengah, sampai Jawa Timur akan didatangkan.

Sedangkan di Pasar Beringharjo, sejumlah pedagang batu mulia di sisi utara yang berdempet dengan dinding pasar itu akan difasilitasi agar masuk pasar jika potensi jualan dan jumlah pedagang memadai. "Agar tidak memicu keruwetan jika semakin menyebar di luar pasar, karena Beringharjo berada di kawasan Malioboro yang padat," ujarnya.

Saat ini Yogyakarta sudah memiliki dua sentra batu mulia, yakni di emperan sisi timur Titik Nol Kilometer dan lantai dua pusat cendera mata XT Square. "Kami menyasar zona batu mulia di pasar tradisional agar ikut memicu menggeliatnya sentra perekonomian informal di sekitarnya," ujar Rudi.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

50 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

54 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya