Peluang Bisnis Akik: Tak Hanya buat Cincin, Ini Contohnya

Reporter

Minggu, 24 Mei 2015 11:03 WIB

Pekerja menunjukkan kalung berlian dalam pameran perhiasan oleh Rose Jewellery di Mall Kelapa Gading, Jakarta, 23 April 2015. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengungkapkan, beberapa produk ekspor non migas yang mendorong surplus neraca perdagangan di bulan ketiga ini antara lain perhiasan dengan kenaikan 51,75 persen. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Awal 2013, seorang pedagang suvenir di Bukittinggi Sumatera Barat menyadari ada peluang usaha sejalan dengan tren batu akik di Tanah Air. Zulkirwan, atau yang karib disapa Iwan Leo, langsung belajar kilat tentang batu.


Iwan memang sudah menggeluti dunia perhiasan dan suvenir sejak 1996. Perak bakar jadi spesialisasinya. Perak ini berwarna gelap, beda dengan perak biasa yang putih mengilap.


Banyak yang menganggap perak bakar ini kurang indah karena warnanya yang butek. Padahal ia tak akan berubah warna seperti perak biasa yang akan memudar seiring waktu.


Berangkat dari sini, Iwan berkreasi. Dia belajar membelah, mengasah, dan memoles batu. Kemudian dia memadu-padankan keahlian lama dengan keahlian barunya ini. Batu yang sudah apik disandingkan dengan kreasi perak yang beragam.


Iwan mulai membuat cincin dan liontin sebagaimana tren di pasar. Selain itu, dia membuat berbagai kreasi lain seperti bros, anting-anting, gelang serta kalung dengan desain yang dinamis.


Advertising
Advertising

“Batu-batu ini, kalau enggak bisa dijadikan permata, saya jadikan sebuah karya,” ujar Iwan Leo sembari menunjukkan kalung dengan hiasan batu-batu persegi panjang asimetris. Menurut Iwan, kreasi original seperti ini justru banyak peminatnya ketimbang bandul liontin konvensional yang berbentuk oval atau bulat.


Iwan selalu mengupayakan agar batunya tak ada yang terbuang. Dari sisa batu yang dibentuk menjadi cincin untuk kaum adam, dia bisa membuat anting-anting atau mainan gelang. Seperti sebuah gelang yang dijual sekitar Rp 3,5 juta.


Gelang tersebut merupakan gabungan belasan batu Sungai Dareh khas Sumbar yang dijalin dengan perak bakar. Batu tersebut berukuran sebesar kuku jari kelingking. Kecil-kecil saja.


Ukuran tersebut tak akan bisa dijadikan cincin karena bentuknya tidak bulat utuh. Namun Iwan mengkreasikan hingga batu yang hampir tersia itu bisa dimanfaatkan.


Ada juga gelang yang dijual sekitar Rp 100.000. Ini tergantung dari kesulitan memperoleh batu. “Kalau seperti serpihan-serpihan dan kemudian saya modif, kerjanya cepat. Makanya bisa dijual murah,” ujar Iwan.


Terlebih jika batunya bukan batu alam murni atau batu sintetis. Perhiasan seperti ini sering diincar kaum ibu yang lebih memerhatikan keindahan ketimbang kaum bapak yang mementingkan kualitas batu.


“Seperti ini, kadang saya bikin bentuk ikan. Saya modif dengan perak dan diberi batu,” Iwan memamerkan koleksi brosnya, “Ini enggak bakal ketemu di mana pun, karena ini kan karya saya sendiri.”


Iwan mengutamakan kerja pribadi. Semua dia desain sendiri. Dua orang stafnya hanya bertugas mengerjakan hal teknis lain seperti memoles batu atau menyatukan batu dengan perak. Sisanya Iwan sendiri yang turun tangan.


Bahkan untuk mencari batu sekalipun, ia enggan langsung bertransaksi untuk membeli batu mentah dari pedagang lain. “Saya ini hobi bertualang. Saya pergi ke sungai, tambang, rimba. Saya cari sendiri. Setelah ketemu, baru saya utus orang,” kata Iwan.


Dia kemudian memamerkan batu yang baru-baru ini ia temukan. Iwan menamainya ‘Bulu Monyet’ karena ketika disinari, batu tersebut mempunyai corak serupa bulu monyet.


“Ini dapatnya ketika saya bertualang, di sebuah desa di Pasaman, sekitar 50 kilometer dari Bukittinggi ke arah Medan,” ujarnya.


Masih banyak batu yang bisa diekspos dari Sumbar. Iwan mengatakan sejauh ini yang paling dikenal hingga pasar ekspor adalah batu Sungai Dareh atau yang mendapat julukan Giok Sumatera.


Padahal menurut Iwan, batu-batu lain seperti Suliki akan bisa turut terkenal jika promosinya baik. “Sebetulnya Sumbar batunya banyak sekali. Suliki ini lebih top, lebih cantik. Ini dari Payakumbuh. Cuma promosinya kurang,” katanya.


Dia mengatakan promosi yang baik tentu bisa berdampak pada perputaran ekonomi pelaku UKM. Dia memberi contoh saat mengawali bisnis batu pada 2013, pendapatan per bulan Iwan bisa mencapai sekitar Rp 8-9 juta dengan keuntungan bersih Rp 2-3 juta.


Kini dia mendapat Rp 12-13 juta dengan keuntungan bersih sekitar Rp 5 juta. Iwan tak memungkiri bantuan Disperindag setempat turut membantu pelaku UKM seperti dia.


“Sekarang produk-produk saya sudah mulai melejit karena Disperindag bantu mengorbitkan saya. Mudah-mudahan omzet setelah ini makin naik,” harap Iwan.


Namun Iwan kembali mengingatkan bahwa orisinalitas merupakan hal terpenting dalam hal apa pun. Dia tak akan diundang mengikuti pameran-pameran batu, jika tidak memiliki ciri khas.Seperti yang diutarakan Iwan di awal, “Saat orang cuma jual-beli, kita berkreasi.”


BISNIS.COM

Berita terkait

Entrepreneur Baru Perlu Inovasi Teknologi, Teten: Tidak Lagi Keripik, Batik, Akik, Kosmetik

11 Agustus 2023

Entrepreneur Baru Perlu Inovasi Teknologi, Teten: Tidak Lagi Keripik, Batik, Akik, Kosmetik

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan entrepreneur baru harus lebih inovatif dan melahirkan sesuatu baru.

Baca Selengkapnya

Meski Sudah Tak Tren Lagi, 3 Sentra Batu Akik di Indonesia Masih Hidup

18 Juli 2023

Meski Sudah Tak Tren Lagi, 3 Sentra Batu Akik di Indonesia Masih Hidup

Batu akik sempat menjadi tren di Indonesia pada 2015. Berikut beberapa sentra batu akik yang masih berjualan hingga saat ini.

Baca Selengkapnya

Sebelum Lato-lato, Indonesia Pernah Demam Gelombang Cinta, Batu Akik hingga Janda Bolong

25 Januari 2023

Sebelum Lato-lato, Indonesia Pernah Demam Gelombang Cinta, Batu Akik hingga Janda Bolong

Hari ini, Indonesia sedang mengalami demam lato-lato, sebelumnya pernah dilanda demam gelombang cinta, batu akik hingga janda bolong.

Baca Selengkapnya

Ingat Zaman Demam Batu Akik, Ini 5 Jenis Batu Cincin yang Masih Dicari

30 Agustus 2022

Ingat Zaman Demam Batu Akik, Ini 5 Jenis Batu Cincin yang Masih Dicari

Demam batu akik pernah melanda Indonesia pada 2015 silam. Ada banyak ragam batu akik, yaitu Bacan, Zamrud, Topas, Kalimaya, dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Sidang Bansos Covid-19: Pejabat Kemensos Akui Terima Sepeda Brompton

10 Mei 2021

Sidang Bansos Covid-19: Pejabat Kemensos Akui Terima Sepeda Brompton

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial membantah menerima Rp 1 miliar dari terdakwa kasus suap bansos Covid-19.

Baca Selengkapnya

Fosil Gajah Purba Hampir Digosok Dijadikan Batu Akik

17 Januari 2020

Fosil Gajah Purba Hampir Digosok Dijadikan Batu Akik

Warga tidak menyadari batuan yang mereka temukan adalah fosil gajah purba. Ada fosil tulang dijadikan tungku buat memasak.

Baca Selengkapnya

Vlog Perdana Ahok: Akik Menyala Temani di Bui

25 Januari 2019

Vlog Perdana Ahok: Akik Menyala Temani di Bui

Ahok mengunggah video blog atau Vlog pertamanya di YouTube.

Baca Selengkapnya

Tacun Kasser, Mengubah Batu Akik Menjadi Miniatur Cantik

3 November 2018

Tacun Kasser, Mengubah Batu Akik Menjadi Miniatur Cantik

Tacun Kasser tak hanya mengasah batu akik jadi cincin, tapi menjadi miniatur yang menarik

Baca Selengkapnya

Tertipu Batu Akik Bertuah, Sepeda Motor Amblas Dibawa Pencuri

2 Maret 2018

Tertipu Batu Akik Bertuah, Sepeda Motor Amblas Dibawa Pencuri

Polres Metro Jakarta Selatan menangkap satu orang pelaku pencurian motor dengan modus penipuan menggunakan batu akik.

Baca Selengkapnya

Suvenir Asian Games 2018, Fadli Zon Usulkan Batu Akik Garut

28 Februari 2018

Suvenir Asian Games 2018, Fadli Zon Usulkan Batu Akik Garut

Batu akik Garut yang mempunyai beraneka ragam motif pernah diusulkan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menjadi suvenir Asian Games 2018.

Baca Selengkapnya