Menjelang APEC, Sidang Komisi Gelar 6 Isu Penting

Reporter

Selasa, 19 Mei 2015 22:03 WIB

APEC. AP Photo/Itsuo Inouye

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan "Asia-Pacific Economic Cooperation" (APEC) pada 24--25 Mei 2015 di Boracay, Filipina, para pejabat senior dalam Sidang Komisi Perdagangan dan Investasi telah menyelesaikan enam isu penting yang akan disepakati para menteri.

"Kelahiran dan keberadaan APEC adalah untuk memelihara dan memperkuat sistem perdagangan multilateral yang adil dan terbuka. Dengan demikian, dukungan APEC bagi penyelesaian perundingan Putaran Doha yang adil sangatlah penting," kata Direktur Kerja sama APEC dan Organisasi Internasional Kementerian Perdagangan, Deny W. Kurnia, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Denny menjelaskan, enam kesepakatan meliputi WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) dan perundingan Putaran Doha, pencapaian Tujuan Bogor 2020, "Free Trade Area of the Asia-Pacific" (FTAAP), Program Keterhubungan (Connectivity) APEC 2015-2025 bagi kelancaran perdagangan dan investasi, internasionalisasi usaha kecil dan menengah (UKM), serta penguatan sektor jasa.

"Penguatan WTO dan nasib perundingan Putaran Doha tetap menjadi prioritas," kata Denny.

Agenda dalam Putaran Doha mencakup implementasi Paket Bali yang dihasilkan Konferensi Tingkat Menteri ke-9 WTO, yang terdiri atas pertanian, fasilitasi perdagangan, pembangunan, serta isu-isu negara kurang berkembang. Komisi Perdagangan dan Investasi APEC bahkan menyiapkan pernyataan khusus tentang WTO.

Pernyataan tersebut berisi seruan agar Konferensi Tingkat Menteri ke-10 WTO di Kenya, Desember 2015, harus bisa mengembalikan pamor WTO sebagai lembaga utama pengatur perdagangan antarnegara, yang kini makin disaingi oleh fenomena seperti "Free Trade Agreement" (FTA).

Selain itu, menurut Deny, Indonesia berkepentingan agar WTO segera merampungkan Program Kerja Pasca-KTM-9 Bali dan penyelesaian Putaran Doha yang mengedepankan dimensi pembangunan.

"Liberalisasi sektor pertanian dunia harus mengedepankan pembukaan pasar bagi produk negara berkembang, perlindungan pasar negara berkembang, dan penghapusan subsidi di negara maju yang menyebabkan sektor pertanian mereka memiliki daya saing artifisial," ujar Deny.

Selanjutnya, Deny menegaskan program APEC lainnya adalah internasionalisasi UKM. Program ini ingin mengupayakan partisipasi UKM dalam jaringan rantai pasok maupun rantai nilai regional dan global. Dalam kaitan ini, UKM terus didorong untuk menjadi bagian dari proses produksi yang kini makin bersifat lintas negara.

"UKM harus mendapat akses lebih besar ke jaringan Internet dan informasi pasar, diberikan kemudahan perizinan, ditingkatkan kapasitas manajemen dan produksinya, serta diberikan kelancaran jaringan distribusi barang dan jasa," Deny menambahkan.

Seperti diketahui, sebagai kekuatan ekonomi, APEC saat ini mewakili 40 persen populasi dunia atau mencapai 2,8 miliar jiwa dari 7 miliar jiwa, 45 persen nilai total perdagangan dunia atau senilai US$ 20,8 triliun dari US$ 46,5 triliun dan 58 persen GDP dunia atau US$ 42,6 triliun dari US$ 74 triliun.

APEC beranggotakan 21 negara, di antaranya Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, Amerika Serikat, Tiongkok (Cina), Hong Kong-Cina, Taiwan, Meksiko, Papua Nugini, Cile, Peru, Rusia, dan Vietnam.


ANTARA

Berita terkait

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

3 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

1 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

PNM Hadir dalam 57th APEC SMEWG

1 hari lalu

PNM Hadir dalam 57th APEC SMEWG

PNM aktif dalam mengatasi persoalan serius yang dihadapi seperti permasalahan akses pembiayaan, akses pemasaran, entrepreneurship, hingga penciptaan ekosistem digital di sektor usaha ultra mikro.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

1 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

4 hari lalu

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

Kejagung menjelaskan kerugian kasus korupsi timah yang mencapai Rp 271 Triliun.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

4 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

4 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

5 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

6 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Kominfo Ungkap Kisaran Rencana Investasi Microsoft di Indonesia, Lebih dari Rp 14 Triliun?

7 hari lalu

Kominfo Ungkap Kisaran Rencana Investasi Microsoft di Indonesia, Lebih dari Rp 14 Triliun?

Menkominfo Budi Arie mengungkap Microsoft akan menggelontorkan investasi dengan nilai yang cukup besar di Tanah Air. Berapa nilainya?

Baca Selengkapnya