Ini Kata Pengamat Soal Bahan Bakar Hijau Pertamina

Reporter

Selasa, 19 Mei 2015 04:35 WIB

Bahan bakar nabati

TEMPO.CO , Jakarta: Direktur Lembaga Pengkajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa, meminta pemerintah cepat tanggap terhadap rencana PT Pertamina (Persero) meluncurkan bahan bakar ramah lingkungan. Upaya pemerintah dapat dilakukan melalui pemberlakuan rezim subsidi terhadap sumber energi tersebut.

"Itu juga untuk menjaga daya beli masyarakat," kata Iwa saat dihubungi, Senin, 18 Mei 2015.

Pertamina baru saja mengumumkan hasil risetnya berupa bahan bakar ramah lingkungan yakni minyak sawit dan alga terhidrooksidasi. Riset juga mempublikasikan bahan bakar solar emulsi, yakni campuran dengan air dan surfactant, cocok untuk kendaraan bertenaga tinggi.

Menurut Iwa, biasanya harga bahan bakar baru dan terbarukan lebih mahal dari bahan bakar fosil. Tengok saja penggunaan biodiesel dari minyak sawit fatty acid methyl tester (FAME) yang 30 persen lebih mahal dari solar biasa.

Subsidi, kata Iwa berguna untuk mengakomodasi migrasi masyarakat ke energi ramah lingkungan. Dananya berasal dari pengalihan subsidi bahan bakar fosil yang selama ini diberikan ke solar dan minyak tanah.

Jika tidak diberi subsidi, masyarakat hanya cenderung menggunakan BBM berdasarkan pertimbangan ekonomis. "Pada akhirnya riset Pertamina hanya sia-sia," kata Iwa.

Distribusi bahan bakar ini juga dianggap perlu diatur. Dia mencontohkan banyaknya bajaj berbahan bakar gas di Jakarta yang kini beralih ke BBM karena minimnya SPBG.

Sebelumnya Vice President Research and Development Pertamina, Eko Wahyu Laksono, mengatakan rencana Pertamina untuk meluncurkan bahan bakar ramah lingkungan mendapat respon positif dari pelaku industri. Salah satunya adalah Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia yang siap menyuplai kendaraan yang cocok untuk solar emulsi.

Eko yakin hasil risetnya akan lulus uji komersial sehingga mampu diproduksi secara massal. Apalagi, saat ini, potensi lahan Indonesia untuk bahan bakar nabati masih berkisar 15 juta hektare.

Kurniadi, dari Asosiasi Pemasaran Bahan Bakar Industri, menyatakan mendukung rencana Pertamina ini. Namun, dia meminta perseroan gencar memproyeksikan penguasaan sumber daya untuk memimpin pasar bahan bakar alternatif dalam negeri.

"Pesaing Pertamina sudah lebih dahulu menguasai Fame. Perusahaan jadi harus lebih pintar," kata Kurniadi.

ROBBY IRFANY

Berita terkait

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

24 April 2020

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

Tim khusus FIK UI ini mengedukasi masyarakat tentang penularan, pencegahan dan tanda gejala COVID-19 hingga kesehatan mental masyarakat selama wabah.

Baca Selengkapnya

Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

24 April 2020

Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

Universitas Indonesia (UI) menempati peringkat 47 dunia sebagai perguruan tinggi yang mampu memberikan dampak bagi sosial dan ekonomi bangsa.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

24 April 2020

Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

DPPM UI menyalurkan bantuan berupa 1.368 paket kebersihan diri berupa sampo, sikat dan pasta gigi untuk menunjang sanitasi cegah Covid-19.

Baca Selengkapnya

Ramadan, 11 Kelompok Pasien Ini Dianjurkan Tidak Puasa

24 April 2020

Ramadan, 11 Kelompok Pasien Ini Dianjurkan Tidak Puasa

Dekan FKUI Ari Fahrial Syam menjelaskan ada 11 kelompok pasien yang dianjurkan tidak berpuasa selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

UI, UGM, IPB Masuk 100 Universitas Versi Times Higher Education

24 April 2020

UI, UGM, IPB Masuk 100 Universitas Versi Times Higher Education

Berdasarkan peringkat Times Higher Education Universitas Indonesia berada di urutan ke 47, UGM 72, dan IPB peringkat 77.

Baca Selengkapnya

Prabowo 'Bela' Jokowi, Pengamat: Pemerintah Dalam Tekanan

23 April 2020

Prabowo 'Bela' Jokowi, Pengamat: Pemerintah Dalam Tekanan

Pengamat dari Puskapol UI menyebut munculnya Prabowo yang membela Jokowi menunjukkan pemerintah sedang dalam tekanan menghadapi Covid-19.

Baca Selengkapnya

UI Kembangkan APD Pemurni Udara untuk Petugas Medis COVID-19

18 April 2020

UI Kembangkan APD Pemurni Udara untuk Petugas Medis COVID-19

Inovasi APD ini diharapkan mampu melindungi para petugas medis yang bertugas merawat para pasien COVID-19.

Baca Selengkapnya

UI Terima 1.636 Mahasiswa Baru Jalur Prestasi Akademik

14 April 2020

UI Terima 1.636 Mahasiswa Baru Jalur Prestasi Akademik

Jumlah tersebut terdiri atas 739 calon mahasiswa program Vokasi, 640 program Sarjana Kelas Paralel, dan 257 program Sarjana Kelas Internasional.

Baca Selengkapnya

UI Terima 1.106 Mahasiswa Baru melalui SNMPTN 2020

8 April 2020

UI Terima 1.106 Mahasiswa Baru melalui SNMPTN 2020

Setelah SNMPTN 2020, ada jalur penerimaan lain yang dibuka yakni SBMPTN dan SIMAK UI. Proses seleksi ikut dipengaruhi wabah COVID-19.

Baca Selengkapnya

UI Kembangkan Ventilator Transport untuk Penanganan COVID-19

7 April 2020

UI Kembangkan Ventilator Transport untuk Penanganan COVID-19

COVENT-20 mudah dioperasikan dan aman bagi PDP atau pasien positif COVID-19 untuk perjalanan dari rumah atau ruangan observasi ke ruangan isolasi.

Baca Selengkapnya