Presiden Joko Widodo berjalan di pematang sawah dengan ditemani Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur, 6 Maret 2015. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
TEMPO.CO, Jakarta – “Sekitar 70 persen dari total luas tanah di Indonesia diketahui tidak subur,” kata seorang pakar bidang ilmu tanah.
"Secara keseluruhan, pulau di Indonesia tanahnya hanya terdiri atas ultisol atau merah-kuning dan gambut yang rata-rata memiliki tingkat kemasaman tinggi, sehingga kurang baik untuk tanaman tumbuh," kata pakar ilmu tanah, Nurhajati Hakim.
Dia menyebutkan, meski di Pulau Sumatera terdapat gunung berapi dan memiliki tanah yang subur, secara keseluruhan lebih didominasi ultisol dan gambut. Tanah ultisol ini tersebar di sepanjang pegunungan Bukit Barisan, sedangkan gambut di pesisir pantai barat dan timur Sumatera. Kemudian di Kalimantan dan Papua juga didominasi tanah jenis gambut dan sebagian kecil ultisol. Hal yang sama juga terdapat di daerah Sulawesi yang didominasi gambut dan sebagian lagi ultisol.
Sedangkan di Pulau Jawa dan Bali hingga Nusa Tenggara, yang daerahnya didominasi gunung berapi aktif, jenis tanah yang banyak ditemukan adalah andisol. "Tidak subur bukan berarti tidak bisa ditanami. Bila diberi perlakuan teknologi, tanah tersebut akan menghasilkan produksi yang melimpah," ujarnya.
Menurut dia, meskipun memiliki tanah yang tidak subur, produksi berbagai komoditas di Indonesia cukup tinggi. Artinya, tanaman yang tumbuh di daerah tersebut telah mampu menyesuaikan untuk hidup. Namun, jika diberikan perlakuan teknologi seperti pengapuran atau penambahan pupuk alami, tanah pun akan menjadi subur dan produksinya akan meningkat berkali lipat. "Bila sudah begini, melempar tongkat menjadi tanaman memang sebuah kenyataan," tuturnya.