Menko Perekonomian Sofyan Djalil saat konfrensi pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, 9 Januari 2015. Sofyan yang mendampingi Jokowi dalam pertemuan dengan delegasi CEO Chevron menyatakan keinginan Chevron berinvestasi infrastruktur migas. Saat ini produksi minyak Chevron di Indonesia, 300 ribu barel/hari. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan tak ambil pusing terhadap isu perombakan kabinet yang sedang bergulir belakangan ini. Sofyan menyerahkan semua keputusan perombakan kepada Presiden Joko Widodo sebagai pemilik hak prerogatif terhadap menteri-menterinya.
"Saya memang menilai para menteri (di bawahnya), tapi saya juga dinilai Presiden," ujar Sofyan di kantornya, Jumat, 8 Mei 2015. Karena itu, dia tak mempermasalahkan penilaian Presiden tersebut kelak.
Menurut Sofyan, dirinya sudah cukup merasa terhormat bisa diberi kepercayaan menjadi menteri. "Saya percaya bisa menjadi menteri hingga kini karena garis tangan." Hal itu yang membuat dirinya tak ambil pusing ihwal perombakan kabinet mendatang.
Sofyan mengatakan menjadi menteri tidaklah mudah. Dengan gaji yang kecil, tuntutan kinerja dipatok setinggi langit. "Tapi menjadi kehormatan diberikan mobil (bernomor polisi) RI 16 dan tak perlu mengantre masuk ketika diundang ke pesta," ujarnya.
Namun, ia maklum jika publik menilai kinerja menteri perekonomian tak bagus. Hal tersebut tercemin dari rapor pertumbuhan ekonomi triwulan pertama sebesar 4,7 persen. "Wajar kalau orang tak puas," kata Sofyan.
Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris
1 hari lalu
Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.