Pengusaha belum Turunkan Harga, Meski PPnBM Dicabut

Reporter

Editor

Senin, 14 Juli 2003 15:37 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kalangan pengusaha belum akan menurunkan harga produknya, kendati pemerintah telah memberikan insentif berupa pencabutan dan penurunan tarif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) terhadap sejumlah produk. Hal iti disebabkan kenaikan tarif BBM, listrik, dan telepon, dirasa terlalu memberatkan. "Kami masih menghitung terlebih dulu akibat kenaikan tarif BBM, listrik, dan telepon," kata Rahmat Gobel, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Elektronika Indonesia, di kantor Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Jakarta, Jumat (10/1). Seperti diketahui, Departemen Keuangan telah mencabut, menurunkan, dan menunda tarif PPnBM terhadap sejumlah produk yang sebagian besar adalah elektronika. Ini dilakukan sebagai stimulus untuk menggerakkan sektor riil dan perekonomian. Meski demikian, Rahmat belum bisa memberikan jaminan penurunan harga produk elektronika. "Belum tahu. Kami akan evaluasi. Kalau memang harus diturunkan, ya kami akan turunkan," ujarnya. Dia juga tidak bersedia menyebutkan, berapa kemungkinan penurunan harga yang bisa dilakukan. Rahmat mengaku belum bisa mengumumkan, karena masih menunggu hitungan yang pasti dari pengusaha elektronika lain. Menurutnya, penurunan harga secara langsung, justru akan memiliki dampak yang tidak bagus terhadap stabilitas harga. Karena itu, pengusaha harus berhati-hati agar pasar tidak stagnan. Namun, dengan kebijakan pemerinah yang baru itu, dipastikannya pengusaha tidak akan menaikkan harga barang-barang elektronika. Rahmat mengatakan, penurunan harga sebenarnya telah dilakukan sejak April tahun lalu. Bahkan, penurunan mencapai 20 persen. Saat itu, penurunan dilakukan karena adanya persaingan harga yang ketat di pasar. Banyaknya produk Cina yang masuk dengan harga yang jauh lebih rendah, dinilai mengancam produk dalam negeri. Karena itu, para pengusaha mengambil langkah antisipatif. Dia yakin, produk elektronika Indonesia lebih menguasai pasar dalam negeri. Televisi misalnya, yang kapasitas produksinya mencapai 4 juta unit per tahun, sekitar 75 persennya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Nilai ekspor produk ini tahun 2002 sebesar US$ 3,9 miliar. Tahun 2003, diperkirakan akan meningkat 10 persen. Munculnya kebijakan pemerintah yang mencabut dan menurunkan PPnBM, disambut positif sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas. Dalam hal ini, akan merangsang datangnya investor asing. Rencananya, investor telepon seluler asal Korea akan menanamkan modalnya di Indonesia. Namun, Rahmat belum tahu berapa nilai investasi yang akan ditanamkan. Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Mesin dan Logam T. Sjamsu, menilai, kebijakan pemerintah itu hanya salah satu pendukung stimulus industri dalam negeri. Faktor lain, kata dia, yang juga harus diberikan pemerintah adalah kepastian hukum, jaminan keamanan, dan masalah perburuhan. "Ini masalah klasik tapi harus diatasi," uajrnya. (Retno Sulistyowati-Tempo News Room)

Berita terkait

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

2 menit lalu

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

Dokumen Amnesty International Security Lab mencatat kantor Staf Logistik Polri memsan 19 alat sadap. CEO Polus Tech Swiss bicara soal produk mereka.

Baca Selengkapnya

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

7 menit lalu

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat sepakat dengan pesan Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden terpilih Prabowo untuk tidak membawa orang toxic ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Waspadai Modus Penipuan Berkedok Undian

8 menit lalu

Bank Mandiri Imbau Nasabah Waspadai Modus Penipuan Berkedok Undian

Bank Mandiri mengimbau kepada para nasabah untuk mewaspadai kejahatan pembobolan rekening dengan modus penipuan berkedok undian berhadiah yang mengatasnamakan Bank Mandiri.

Baca Selengkapnya

KAI Daop 9 Jember Sediakan 37 Ribu Tempat Duduk untuk Libur Cuti Bersama

12 menit lalu

KAI Daop 9 Jember Sediakan 37 Ribu Tempat Duduk untuk Libur Cuti Bersama

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 9 Jember tempat duduk tambahan selama libur kenaikan Isa Al Masih yang dirangkai dengan cuti bersama 8-12 Mei

Baca Selengkapnya

Profil Ester Nurumi Tri Wardoyo, Atlet Tunggal Putri Indonesia yang Jadi Sorotan di Piala Uber 2024

14 menit lalu

Profil Ester Nurumi Tri Wardoyo, Atlet Tunggal Putri Indonesia yang Jadi Sorotan di Piala Uber 2024

Atlet tunggal putri Ester Nurumi Tri Wardoyo menjadi sorotan dalam gelaran Piala Uber 2024. Ia membuat He Bing Jiao kerepotan di babak final.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

16 menit lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Sinopsis The Atypical Family, Tayang Sabtu-Minggu di Netflix Total 12 Episode

17 menit lalu

Sinopsis The Atypical Family, Tayang Sabtu-Minggu di Netflix Total 12 Episode

Drama Korea The Atypical Family dibintangi Jang Ki Yong dan Chun Woo Hee, tentang keluarga yang kehilangan kekuatan supernatural.

Baca Selengkapnya

Clarke Quay Hadir dengan Wajah Baru Destinasi Hiburan Siang dan Malam di Singapura

25 menit lalu

Clarke Quay Hadir dengan Wajah Baru Destinasi Hiburan Siang dan Malam di Singapura

Clarke Quay selama ini dikenala sebagai kawasan destinasi hiburan malam di Singapura, kin hadir dengan wajah baru

Baca Selengkapnya

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

25 menit lalu

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Kala Sistem Noken dalam Pileg 2024 di Papua Tengah Dirundung Masalah

29 menit lalu

Kala Sistem Noken dalam Pileg 2024 di Papua Tengah Dirundung Masalah

Hakim MK kembali menegur KPU RI karena tidak membawa bukti berupa hasil noken atau formulir C Hasil Ikat Papua Tengah.

Baca Selengkapnya