Pelemahan Rupiah 1 Persen Cuma Picu Inflasi 0,07 Persen  

Reporter

Selasa, 10 Maret 2015 14:41 WIB

Deputi Gubernur Bank Indonesia terpilih Perry Warjiyo, menangani bidang pengelolaan moneter menggantikan Budi Mulya diberhentikan dengan hormat. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, untuk menghadapi tekanan terhadap rupiah, otoritas moneter tidak segan-segan melalukan intervensi di pasar valuta asing. BI memperkirakan, ia berujar, pelemahan nilai tukar tidak berdampak signifikan bagi inflasi. Sebab, setiap pelemahan rupiah sebesar 1 persen hanya akan memberikan dampak bagi inflasi sebesar 0,07 persen.

“Tidak signifikan,” ucapnya dalam konferensi pers bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di kantor Kementerian Keuangan, Selasa siang, 10 Maret 2015. Konferensi tersebut juga dikabarkan melalui akun resmi Twitter BI.

Menteri Keuangan menambahkan bahwa BI, pemerintah, dan OJK akan terus berkoordinasi untuk memastikan inflasi terkendali dan rupiah bergerak sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia. “BI, pemerintah, dan OJK juga akan terus bekerja sama dan mencermati pergerakan nilai tukar,” ucapnya. Terlebih, pelemahan rupiah bisa meningkatkan ekspor dan mengurangi impor yang bersifat konsumtif.

Adapun Ketua OJK Muliaman Hadad menyampaikan bahwa kondisi perbankan, pasar modal, dan sistem keuangan masih stabil dan relatif aman. OJK pun, ucap dia, telah melakukan stress test (uji kekuatan lembaga keuangan dalam menghadapi krisis) dan melihat kondisi perbankan aman dalam menghadapi tekanan nilai tukar saat ini.

Berdasarkan kurs transaksi BI hari ini, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS menjadi 13.124 (kurs jual) /12.994 (kurs beli) dibanding posisi kemarin 13.112/12.982 per dolar AS. Namun rupiah menguat terhadap euro menjadi 14.211,98/14.068,60 dibandingkan dengan posisi kemarin di angka 14.218,65/14.072,49.

Nilai tukar rupiah juga menguat terhadap yen Jepang menjadi 10.788,33/10.679,71 dibanding posisi kemarin sebesar 10.849,81/10.740,46. Rupiah pun menguat terhadap dolar Australia menjadi 10.060,86/9.958,60 dibanding nilai kemarin sebesar 10.093,62/9.988,35.

EFRI RITONGA

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

23 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

5 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

9 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

10 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

10 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya