Rupiah Rp 13 Ribu, Utang Luar Negeri Naik 5 Persen  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 6 Maret 2015 07:36 WIB

Petugas menghitung pecahan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, 2 Februari 2015. ANTARA/Wahyu Putro

TEMPO.CO, Jakarta - Senior analis LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, mengatakan adanya pelemahan rupiah saat ini membuat utang luar negeri naik. Dia memperkirakan utang luar meningkat sekitar 3,5-5 persen akibat depresiasi rupiah.

"Utang Indonesia masih didominasi transaksi ekspor impor bulan ini dan mitra dagang memakai dolar," kata Lucky saat dihubungi, Kamis, 5 Maret 2015.

Berdasarkan data Bank Indonesia, utang luar negeri Indonesia pada triwulan IV 2014 mencapai US$ 292,6 miliar. Utang luar negeri sektor publik (pemerintah) US$ 129,7 miliar atau 44,3 persen dari total utang luar negeri, dan utang luar negeri sektor swasta US$ 162,8 miliar atau 55,7 persen dari total utang luar negeri.

Menurut Lucky, meningkatnya utang dalam bentuk dolar ini akan menekan laju surplus dari kegiatan transaksi ekspor-impor. Pelemahan rupiah akan berdampak negatif pada perusahaan Indonesia yang menggunakan mata uang asing dalam postur perdagangannya.

Dia memperkirakan rupiah akan meneruskan pelemahan setelah pemerintah membiarkan harga bahan bakar minyak naik Rp 200 beberapa waktu lalu. "Ini mencederai harapan pasar. Pasar sekarang tidak simpati tapi antipati pada perekonomian (pemerintahan)," kata Lucky.

Quantitative Analyst PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Reny Eka Putri mensinyalir Bank Indonesia sengaja membiarkan rupiah mengikuti mekanisme pasar. Pasalnya, keinginan BI mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen membuat otoritas moneter memprioritaskan upaya menggapai hal tersebut, dan agak menomorduakan persoalan nilai tukar.

“Saat ini mungkin kebijakan prioritas BI pada pertumbuhan ekonomi,” kata Reny.

Nilai tukar rupiah sepanjang perdagangan kemarin tertekan, bahkan sempat menyentuh titik terendah pada level 13.027 per dolar AS. Namun rupiah akhirnya ditutup stagnan pada level 12.990 per dolar AS.

ALI HIDAYAT

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya