Sanksi untuk Lion Air, Sofyan Serahkan ke Kementerian Jonan

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 20 Februari 2015 17:16 WIB

Sejumlah pasukan Khas TNI AU melintas disamping pesawat Lion Air saat berjaga di landasan pacu terminal 3 Bandara Seokarno Hatta, Tangerang, Banten, 20 Februari 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil Lion, menilai kisruh internal perusahaan penerbangan swasta nasional Lion Air, merupakan persoalan lama dialami maskapai milik salah satu anggota wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) Rudi Kirana itu. "Kalau sekali oke, dua kali berarti ada masalah yang diperkirakan, tiga kali berarti ada masalah yang fundamental," katanya di Jakarta, Jumat, 20 Oktober 2015.

Menurut Sofyan persoalan amburadulnya tunda penerbangan yang dihadapi Lion cukup mencoreng industri penerbangan nasional, sebagai perusahaan dengan jumlah penerbangan yang cukup tinggi, sudah sepantasnya mereka memberikan pelayanan yang optimal bagi penumpang. "Saya pikir perlu ada evaluasi secara menyeluruh bagaimana operasional dari LCC (Low Cost Carriers/maskapai penerbangan murah)," ungkapnya.

Saat ditanya apakah perlu sanksi yang tegas buat Lion, Sofyan menyerahkan sepenuhnya hal tersebut kepada Kementerian Perhubungan yang dipimpin Ignasius Jonan. "Barangkali Kemenhub sudah mengambil tindakan yang diperlukan, itu seluruhnya otoritas mereka," kata dia.

Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Willgo Zainar mendesak Kementerian Perhubungan meningkatkan pengawasan sehingga pertumbuhan industri penerbangan yang saat ini tengah menggeliat tetap dipertahankan. "Jangan sampai satu persatu maskapai nasional kita runtuh dan hilang dari udara karena manajemen SDM, dan keuangannya yang amburadul," katanya.

Politikus Gerindra ini menilai sebagai perusahaan penerbangan dengan pertumbuhan paling cepat, manajeman perusahaan belum bisa mengikuti lonjakan ekspansi yang mereka lakukan. "Perlu kita ketahui dan pelajari karena hampir expansi dan pembelian pesawatnya tiada ada hentinya setiap tahun tanpa kekeringan likuiditas. Ini luar biasa sekali," katanya.

Ia mendesak pemerintah bergerak melakukan pembenahan menyeluruh industri penerbangan. Buruknya pengaturan jadwal penerbangan, pengaturan over time pilot hingga lambannya pengembalian uang tiket penumpang saat terjadinya delay penerbangan menjadi hal yang harus segera diprioritaskan pemerintah. "Perlu satu regulasi dari kementerian perhubungan mengatur masalah ini sebagai bentuk perlindungan terhadap konsumen," katanya.

Hingga hari ini sebanyak 54 penerbangan di bawah manajemen Lion Air Indonesia mengalami penundaan. Ribuan penumpang maskapai milik salah satu anggota wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) Rudi Kirana ini, hingga kini belum mendapatkan penjelasan secara lengkap dari pihak direksi ihwal penundaan ini.

JAYADI SUPRIADIN

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

1 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

6 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

7 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

11 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

12 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

12 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

15 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

18 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

20 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

24 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya