TEMPO.CO, Jakarta- Ekonom dari Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengingatkan pemerintah berhati-hati terhadap likuiditas untuk meningkatkan pertumbuhan kredit. Sebelumnya, Bank Indonesia melalui Deputi Gubernur Perry Warijiyo mengatakan pertumbuhan kredit akan ditopang dari likuiditas, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi.
"Likuiditas akan terganggu jika pemerintah tidak melakukan spending dalam waktu dekat," kata dia ketika dihubungi Ahad, 8 Februari 2015. Likuiditas yang ketat, ujar dia, akan mengganggu target pertumbuhan kredit yang dicanangkan BI tersebut.
Menurut Lana, pemerintah harus segera meninggalkan kebiasaan buruknya yang selalu melakukan pengeluaran di kuartal III-IV. "Pengeluaran harus dilakukan dengan cepat," kata dia.
Lana mengatakan, ada kemungkinan pemerintah bisa melakukan pengeluaran dengan cepat pada tahun ini. Pada triwulan kedua, pemerintah akan dipaksa melakukan spending memperbaiki jalan-jalan arus mudik. Seperti yang diketahui Hari Raya Idul Fitri akan berlangsung pada Bulan Juli yang berarti, ujar Lana, pemerintah akan memperbaiki jalur mudik sejak bulan Mei.
"Jika pemerintah hanya menarik hutang dan menaruhnya di rekening BI saja, likuiditas akan terganggu," kata dia.
Di luar itu, Lana mengatakan cukup optimistis terhadap proyeksi pertumbuhan kredit. Dorongan pertumbuhan kredit secara signifikan bisa direalisasikan jika pemerintah benar-benar melakukan percepatan pembangunan infrastruktur seperti yang sudah digembar-gemborkan sebelumnya.
Di pihak BI sendiri, Deputi Gubernur BI, Perry Warijiyo mengatakan target kenaikan kredit tersebut dipegang oleh keseimbangan untuk stabilitas dan dorongan ekonomi. "Pertumbuhan kredit akan menjadi salah satu penopang besarnya pertumbuhan ekonomi," ujarnya di kantornya, Jum'at lalu.