Duit Sah dan Berlaku Dimusnahkan, Ini Alasannya

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Kamis, 5 Februari 2015 03:59 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Majalah The Economist menyebutkan, masalah yang dihadapi Indonesia adalah pemerintahan yang birokratis, korupsi, dan infrastruktur yang tidak memadai menjadi alasan nilai tukar rupiah sangat rendah. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta- Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara, mengatakan pemusnahan uang kartal, yaitu uang kertas dan logam dilakukan sesuai PBI nomor 14/7/PBI/2012 pada 27 Juni 2012 tentang Pengelolaan Uang Rupiah.

"Yaitu, uang sebagai kebutuhan masyarakat harus dalam kondisi layak edar," kata Tirta di Bank Indonesia, Rabu, 4 Februari 2015.

Tirta mengatakan uang yang masuk ke BI akan dihitung kembali dan disortir mana yang tidak layak pakai kembali. Selain itu, pemusnahan uang tersebut dilakukan sehari-hari. "Jadi tidak dikumpulkan terus dilakukan per tahun," kata dia.

Kegiatan pemusnahan dan penyediaan uang dilakukan sehari-hari di kantor pusat BI maupun di kantor perwakilan BI yang ada di daerah. "Jadi setiap hari bisa saja ada pemusnahan dan itu dibuat berita acaranya," ujar Tirta. Pemusnahan uang tersebut juga akan dilaporkan ke Kementerian Keuangan setiap tiga bulan sekali.

Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Eko Yulianto, mengatakan kriteria uang kartal yang tidak layak edar terdapat dalam tiga kategori. Pertama, uang lusuh, yaitu uang yang ukuran dan bentuk fisiknya tidak berubah dari ukuran aslinya, tetapi kondisinya telah berubah karena jamur, minyak, bahan kimia, atau coretan.

Kedua, uang rusak adalah uang yang ukuran atau fisiknya telah berubah dari ukuran aslinya karena terbakar, berlubang, hilang sebagian, robek, dan lainnya. Ketiga, uang rupiah yang dicabut dan ditarik dari peredaran.

Untuk kasus uang palsu, Eko mengatakan uang palsu bukan BI yang memusnahkan. "Uang palsu milik atau hak polisi," ujar dia. Beberapa waktu lalu memang pernah uang palsu dimusnahkan di BI tapi BI hanya sebagai fasilitator karena polisi meminjam mesin penghancur milik BI.

Akan tetapi, akan ada dari uang palsu tersebut di BI untuk diteliti. "Jadi BI minjam dari kepolisian," kata Eko. Uang palsu tersebut nantinya akan diteliti jenis pemalsuan seperti apa, beredar di daerah mana, dan lainnya. Sehingga nantinya dapat menjadi data untuk diselidiki pengedaran uang palsu tersebut.

ODELIA SINAGA

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

2 hari lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

3 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

4 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

5 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

5 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

8 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

9 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

12 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

12 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

13 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya