Gubernur BI Khawatir Penghematan Energi Hambat Pertumbuhan Ekonomi

Reporter

Editor

Rabu, 13 Juli 2005 17:45 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah mengatakan, program penghematan energi bisa menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tanpa energi, ia memperkirakan, target pertumbuhan ekonomi 2005 sebesar 6 persen tidak akan tercapai."Penghematan akan berhadapan dengan berbagai keperluan yang mendorong perekonomian," kata Burhanuddin seusai membuka seminar ISEI di Hotel Nikko, Jakarta, Rabu (13/7).Burhanuddin mengakui, program penghematan bahan bakar minyak untuk memperbaiki keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Namun, ia mengingatkan, pemerintah perlu waspada terhadap dampak negatif yang mungkin timbul.Pengamat ekonomi Sri Adiningsih bahkan mengkhawatirkan, langkah penghematan justru akan menghambat atau menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Jika tidak hati-hati, keputusan pemerintah justru akan memukul balik pertumbuhan ekonomi," tuturnya.Untuk itu, ia berharap, pemerintah segera menerapkan kebijakan baru untuk mengantisipasi terpuruknya pertumbuhan. Salah satunya, kata dia, menaikkan harga bahan bakar mintak. "Secara jangka panjang ini langkah aman, meskipun secara politis tidak menguntungkan," kata dia.Solusi lain, ia menambahkan, menambah utang baru, menjual aset-aset negara, atau menaikkan pajak dan bea cukai. "Ini semua pilihan yang tidak enak, secara politis tidak menguntungkan," ujarnya. Suryani Ika Sari

Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Indef: Perubahan Besaran Defisit 3 Persen Belum Diperlukan

20 April 2019

Indef: Perubahan Besaran Defisit 3 Persen Belum Diperlukan

Ekonomi Indef Bhima Yudhistira Adhinegara menilai usulan Burhanuddin Abdullah soal perubahan batas besaran defisit APBN 3 persen belum diperlukan.

Baca Selengkapnya

Burhanuddin Abdullah Sarankan Ubah Ketentuan Defisit APBN

15 April 2019

Burhanuddin Abdullah Sarankan Ubah Ketentuan Defisit APBN

Mantan Gubernur BI Burhanuddin Abdullah menyarankan pemerintah dan DPR mengubah ketentuan defisit APBN yang saat ini dibatasi maksimal 3 persen.

Baca Selengkapnya

Perry Warjiyo: ISEI Harus Lebih Berkontribusi pada Perekonomian

28 Januari 2019

Perry Warjiyo: ISEI Harus Lebih Berkontribusi pada Perekonomian

Perry Warjiyo mengingatkan pentingnya Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) lebih banyak berperan untuk kemajuan perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Burhanuddin Abdullah Diminta Prabowo Maju di Pilgub Jabar 2018  

14 Agustus 2017

Burhanuddin Abdullah Diminta Prabowo Maju di Pilgub Jabar 2018  

Ketua Umum Gerindra Prabowo meminta mantan Gubernur BI Burhanuddin Abdullah untuk maju di Pilgub Jawa Barat 2018.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

5 Januari 2017

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya